Para siswi SMANAS rutin mengikuti kegiatan keputrian. Kegiatan itu dilakukan setiap Jumat siang, tepatnya saat jam salat Jumat. Bu Lilik Rodiana mengatakan, kegiatan keputrian dilakukan untuk menambah ilmu anak-anak selain dari pelajaran intrakurikuler. “Selain itu, juga untuk menyiapkan mental sebagai bekal di masa depan,” tutur Bu Lilik. Bu Aulia Dhea juga menuturkan bahwa kegiatan keputrian bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan siswi tentang kedudukan perempuan dalam kehidupan dan dalam Islam.
Baca Juga: Jelajah Candi Singosari
Untuk keefektifan pencapaian tujuan tersebut, keputrian SMANAS dibagi menjadi tiga bentuk. Pertama, kelas keagamaan. Di kelas ini, siswi diajak berdiskusi membahas hukum agama, isu-isu, atau permasalahan sosial yang sedang hangat. Kedua, kelas memasak. Di kelas ini, siswa diajarkan untuk memasak makanan atau minuman dengan bahan dasar tertentu. Ketiga, kelas keterampilan. Di kelas ini, siswi diajari cara-cara membuat benda-benda tertentu yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Tiga jenis kegiatan tersebut diikuti oleh tiga jenjang kelas kecara bergantian dalam satu siklus selama tiga minggu. Usai satu siklus selesai, tema masing-masing keputrian diganti dengan tema lain. Kelas keagamaan dilakukan di musala, kelas memasak dilakukan di dapur, dan kelas keterampilan dilakukan di aula.
Ocha Saputri, siswi X IPA 1 mengaku suka kelas keagamaan karena mendapat ilmu baru. Devi Ayu Kumalasari mengaku senang mengikuti kegiatan keputrian. “Saya senang karena banyak belajar dan bisa menambah keterampilan saya,” ungkap siswi XII IPS 2 itu. Devi juga mengaku bahwa kelas yang paling dia sukai adalah kelas memasak. Senada dengan Devi, Friska Nur Aini juga paling suka kelas memasak. “Karena bisa belajar memasak dan tidak bosan,” kata siswi XII IPA 1 itu. Sementara ity, May Zaluna, siswi XII IPS 2 mengaku lebih suka kelas keterampilan. “Seru, Bu. Jadi bisa menumbuhkan keterampilan saya,” tutur May. (bya)