Setelah mendulang kesuksesan menjadi pilot project Universitas Negeri Malang (UM) selama beberapa tahun, kali ini SMA Nasional Malang kembali dipercaya menjadi salah satu tempat belajar bagi mahasiswa Kajian Praktik Lapangan (KPL) tahun 2021/2022. KPL gelombang I terdiri dari 15 mahasiswa dari jurusan S1 Pendidikan Ekonomi, S1 Pendidikan Geografi, S1 Pendidikan Biologi, S1 Pendidikan Fisika, dan S1 Pendidikan Bahasa Indonesia. Tentunya banyak target baru yang perlu disiapkan oleh mahasiswa KPL karena tahun ini kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring.
“Saya sampaikan terima kasih kepada UM karena mau menjalin kerja sama dengan SMANAS,” ucap Pak Soni Syarifuddin, S.Pd. ketika membuka sambutan dalam agenda penyerahan KPL gelombang I (09/08). Kepala SMANAS tersebut menyampaikan bahwa seluruh mahasiswa KPL diharapkan dapat beradaptasi dengan program-program KBM di SMANAS. Masa KPL merupakan saatnya bapak dan ibu mengaplikasikan pedagogi teoretis. Namun, karena pembelajaran daring, Pak Soni menekankan perlunya bapak dan ibu guru KPL untuk mengembangkan kepekaan sebagai seorang guru pada situasi dan keadaan peserta didik.
Pak Soni benar-benar menekankan bahwa mahasiswa KPL nantinya harus mengenal karakter anak, situasi, dan perilaku anak, sehingga dapat menjalin keakraban. “Dari situ bapak dan ibu KPL dapat menyusun jurnal-jurnal atau masterplan untuk melaksanakan pembelajaran,” pungkas Pak Soni. Laki-laki kelahiran Gresik tersebut menuturkan bahwa SMANAS juga mengikuti era digitalisasi sehingga pembelajaran daring berbasis teknologi harus dikenalkan kepada anak-anak. “Harapannya kita bisa membentuk keluarga dan bisa simbiosis mutualisme, saling belajar,” harap guru peraih medali emas dalam Kompetisi Sains Madrasah Online (KSMO) 2021 tersebut.
Ibu Dr. Kusubakti Andajani, M.Pd. dosen yang mengantar mahasiswa KPL, memberi tanggapan baik terkait yang disampaikan Pak Soni. Dalam pertemuan daring tersebut, Bu Yani memeohon maaf karena situasinya berbeda dan dalam kondisi normal beliau sowan langsung ke sekolah. “Kita memang dipaksa, semua serba daring, dan semoga terbiasa. Tetap ada kelebihan di balik kelemahan daring, di antaranya hemat waktu, bisa bertemu tepat waktu,” ungkap Bu Andajani.
Dosen jurusan Bahasa Indonesia UM tersebut menekankan penyampaian Pak Soni terkait beberapa hal, yakni mahasiswa perlu menerapkan praktik mengajar yang ada di mata kuliah microteaching yang sudah dipelajari. “Selain itu, sangat penting untuk mengidentifikasi karakteristik siswa mulai dari kondisi sarana prasarana dan situasi yang melatarbelakangi mereka,” tegas Bu Andajani. Beliau juga menuturkan bahwa situasinya memang sangat menantang, akan tetapi guru KPL tidak sendiri. “Ada guru pamong yang akan membimbing,” lanjutnya. Bu Andajani juga menyampaikan bahwa mahasiswa KPL harus bisa menyesuaikan dengan kondisi siswa dan bisa berkolaborasi dengan guru pamong sehingga menjadi ujung tombak yang sangat penting. “Upayakan aktivitas yang bisa menjadi simbiosis mutualisme dan menyediakan materi-materi autentik untuk siswa SMANAS,” pesan beliau kepada seluruh mahasiswa KPL gelombang I. Di akhir sambutannya, Bu Andajani berharap kepada bapak ibu guru pamong SMANAS untuk dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa KPL UM.
Respons positif disampaikan oleh Ibu Tasha Nada Alrafifah. “Saya dan teman-teman sangat senang karena diterima dengan baik di SMANAS. Guru-gurunya juga sangat ramah. Saya juga mendapatkan cerita banyak dari alumni KPL Biologi di SMANAS,” ungkapnya. Bu Tasha menyatakan bahwa tantangan menjadi guru KPL terutama dalam pembelajaran daring yakni banyaknya materi yang tidak tersampaikan dengan maksimal kepada siswa. “Dalam pembelajaran Biologi khususnya, dalam KD keterampilan, ada banyak praktikum yang tidak dapat dilakukan langsung oleh siswa, misalnya mengamati sel. Karena kita perlu melihat melalui mikroskop sehingga siswa hanya meneliti melalui literatur saja,” ungkap perempuan asal Batam tersebut.
Di sisi lain, mahasiswi yang gemar lettering ini menyampaikan bahwa melalui pembelajaran daring dapat meningkatkan digitalisasi. “Hampir semua media pembelajaran memanfaatkan teknologi seperti penggunaan google classroom, zoom meeting, g-meet, dan lainnya yang dahulu tidak pernah tersentuh sama sekali,” tutur Bu Tasha. Beliau berharap dapat menerapkan pembelajaran daring berbasis teknologi dengan maksimal di SMANAS. “Semoga melalui pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi dan metode student-centered dapat memotivasi siswa untuk lebih berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran,” harap mahasiswi KPL jurusan S1 Pendidikan Biologi tersebut.
Kesan pesan juga disampaikan oleh Ibu Ismi Nurianti, S.Pd. Beliau mengungkapkan rasa senang beliau terutama kepada dosen pembimbing, Bu Andajani, yang memberikan motivasi dan pemakluman untuk dapat beradaptasi dalam kondisi pandemi. “Semoga ke depan, bapak ibu KPL dapat menyesuaikan pola pembelajaran peserta didik di SMANAS,” ungkap guru Geografi tersebut. Beliau juga menuturkan bahwa bapak ibu KPL dapat memberikan stimulus pembelajaran yang menarik. “Melalui hal tersebut, diharapkan tidak terjadi lost learning pada peserta didik,” lanjut Bu Nuri.(hm//bya)