Rama. sang atlet voli SMANAS, sedang berbahagia atas pengumuman kelolosannya dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2020. Perasaan bahagia turut menyelimuti seluruh anggota keluarganya. Harapannya terwujud. Laki-laki bernama lengkap Rama Ayub Kusuma ini diterima di Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJK), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Universitas Negeri Malang (UM).
Sejak kecil, Rama tidak pernah keluar rumah untuk main. Dunianya adalah keluarganya. Anak kedua dari dua bersaudara ini bersyukur karena ia dilahirkan dari keluarga yang sudah cukup. Dia bercerita, ketika kakaknya lahir, ayah dan bundanya belum mampu seperti saat dirinya dilahirkan. Rumah mereka masih berpindah-pindah karena mengontrak. Ayahnya mulai berjuang dari nol. Bu Astutik, bundanya, pun dari keluarga kurang mampu yang terbiasa ditinggal ibu bekerja sejak kecil. “Saya bersyukur, meski hanya ayah yang bekerja, semua sudah cukup,” katanya. Sang bunda yang hanya ibu rumah tangga memiliki banyak waktu di rumah untuk mendidik Rama dan kakaknya.
Pak Sutrisno, sang ayah, adalah sosok pertama yang mengajarinya mengaji sejak kecil. Baru ketika ia menginjak kelas IV sekolah dasar, ia mulai diarahkan keluar rumah, ke musala dekat rumah setiap Maghrib sampai Isya. Di sana banyak anak mengaji. Abah Yunus, sang guru mengaji, menugaskan para santrinya untuk melaksanakan azan, pujian, dan ikamah berdasarkan jadwal masing-masing. Rama salah satunya. “Namun, semakin lama satu per satu anak ngajinya habis karena lingkungan dan teknologi,” ungkap laki-laki berambut ikal itu. Hal itu membuat Rama akhirnya harus merapel azan, pujian, dan ikamah sekaligus.
Kebiasaannya ketika kecil sebagai anak rumahan yang juga banyak menghabiskan waktu di musala untuk mengaji membuatnya ingin menjadi ustaz atau mubalig. Menurutnya, itu adalah pekerjaan yang membanggakan karena bisa mengajak orang berbuat baik dan mendatangkan banyak pahala. Namun, Rama sadar bahwa dia tidak bisa ceramah di depan banyak orang dengan baik. Dia tak cukup percaya diri untuk bisa berbicara di depan orang banyak. Harapan itu pun ia pupuskan.
Rama yang merupakan salah satu atlet voli SMA Nasional Malang tidak serta merta menyukai voli sejak kecil. “Ayah yang pertama mengenalkan voli,” tuturnya. “Dulu saya sangat tidak suka voli, tidak minat. Tapi ayah selalu mengajak nonton pertandingan voli, Proliga, dari awal sampai selesai. Itu membuat saya bosan,” ungkap Rama menjelaskan. Tindakan sang ayah yang tidak pernah lelah membujuk dan mengajak Rama untuk ke voli pun berhasil. Rama luluh. Dia berpikir dan memiliki pertimbangan bahwa di rumah dia tidak punya banyak kegiatan dan kala itu badannya gendut. Akhirnya dia memutuskan ikut voli saja. “Lama-lama voli jadi bagian hidup saya,” kata laki-laki kelahiran 3 Februari 2002 ini.
Rama bergabung ke dalam klub bola voli Putra Kba Kebonagung sejak kelas VII. Perjalanannya dalam bidang voli tidak berjalan mulus. Alumnus SMP Negeri 1 Kepanjen ini pernah merasa terpuruk saat SMP. Dia selalu kalah ketika ikut turnamen voli. Hal ini membuatnya sangat minder. Rama merasa permainan volinya sangat jelek. Ditambah lagi peringkatnya di kelas juga tidak pernah benar-benar bagus. Sang ayah pun membantunya bangkit. Ayahnya mengatakan, jika Rama ingin jadi pemain yang baik, maka harus meningkatkan latihan fisik. “Selain itu, ayah selalu mengingatkan, di balik usaha harus ada doa,” tutur Rama.
Dari sisi pelajaran, Rama juga bangkit. Di tengah latihan fisik yang semakin ketat, Rama juga meningkatkan waktu belajarnya. Jika ada materi yang tidak dipahami, dia tidak malu atau ragu untuk bertanya pada guru. Usahanya pun membuahkan hasil. Peringkatnya bisa naik, meski hanya sampai 5 besar kala itu.
“Alhamdulillah ketika di SMA, banyak doa saya yang terkabul,” ungkap Rama senang. Sejak pertama masuk di kelas X IPS 3 hingga naik kelas dan lulus dari kelas XII IPS 3, Rama selalu menduduki peringkat I, tidak pernah tergeser sekali pun. Prestasi tersebut tidak ia dapatkan dengan mudah. Di awal kelas X, Rama merasa kesulitan beradaptasi di kelas yang menurutnya level very hard. Namun, laki-laki asal Desa Sonotengah ini berusaha menjalani saja dengan tetap bersabar.
Kendala lain yang pernah dihadapi Rama dalam voli adalah cibiran dan cacian teman-temannya. Rama yang karakternya cenderung pendiam dan selalu mengalah, berusaha bersabar. Rama sering dimaki karena dianggap tidak bisa bergaul dengan teman-temannya. Lama-lama cibiran dan cacian teman-temannya jadi motivasi tersendiri untuknya. Rama mencari kegiatan yang lebih bermanfaat bagi dirinya dengan tetap bersabar menghadapi teman-teman. Rama juga terus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam bidang voli. Pada akhirnya, Rama menjadi kebal dengan apa pun kata teman-temannya.
Bola-bola jadi makin bersahabat dengannya. Bola yang sering meleset, sekarang jadi mudah diarahkan. Rama semakin ahli karena sering latihan, fisik, dan mempelajari teknik voli dengan benar. Hingga akhir statusnya sebagai siswa SMA Nasional Malang, berikut prestasi yang berhasil dia genggam.
- Juara I Voli Putra antar-SMA/SMK se-Kota Malang KONI Cup (2017)
- Juara II Turnamen Bola Voli Putra SMA/SMK se-Jawa Timur di Universitas Ma-Chung (2018)
- Juara II Bole Voli Putra se-Malang Raya UNMER Cup (2018)
- Juara I Turnamen Bola Voli Putra Trisula Cup Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang (2018)
- Juara IV Turnamen Bola Voli Putra di Universitas Kanjuruhan Malang (2018)
- Juara II Turnamen Bola Voli SMA/SMK se-Malang Raya di EVB Cup I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (2018)
- Juara III Turnamen Bola Voli Putra se-Malang Raya dalam Dies Natalis STIKES Kepanjen (2019)
- Juara I dan II Turnamen Bola Voli Putra se-Malang Raya di Poltekkes dr. Soepraoen Malang (2019)
- Juara II Voli Putra se-Kota Malang dalam rangka Kapolres Cup (2019)
- Juara II Turnamen Bola Voli Putra SMA/SMK se-Malang Raya di EVB Cup Universitas Negeri Malang (2019)
- Juara III Voli Putra dalam Kejuaraan SMAGA Cup SMA/SMK se-Jata Timur di SMAN 3 Blitar (2010)
- Juara I Jembawan Cup antarklub Kota Malang (2019)
- Juara I dan II Turnamen Bola Voli Putra se-Malang Raya di Poltekkes dr. Soepraoen Malang (2020)
Rama yang saat ini adalah Rama yang terbentuk dari kasih sayang ayah dan bundanya. Dia akan mempersiapkan diri untuk langkahnya ke depan, menjadi mahasiswa PJK FIK UM. “Nanti ngikutin alurnya saja, sambil jalan lihat kanan-kiri,” tutur Rama. Namun demikian, dia juga berharap kuliahnya lancar dan bisa selesai tepat waktu. Selain itu, dia tetap ingin meningkatkan kemampuan volinya. (bya)