Pandemi yang semakin mengganas ternyata tak menyurutkan siswa-siswi SMANAS untuk berprestasi. Semangat membara justru ditunjukkan oleh tim debat SMANAS yang berhasil mengantongi gelar juara III dalam Lomba Debat Hukum Nasional yang bertemakan “Lawan Bullying dengan Prestasi”. Kompetisi yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut berhasil ditaklukkan oleh tim A yang terdiri atas Intan Dwi Sindiani, Wahyu Warkham N.B., dan Melati Nur Cahayati. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan tim A menjebol babak demi babak hingga menuju babak final untuk memperebutkan juara I, II, dan III.
Tentunya bersaing di tingkat nasional bukanlah hal yang mudah. Meskipun persiapan yang dilakukan oleh tim A terbilang cukup singkat, berkat kerja sama yang solid dan dukungan dari bapak ibu guru utamanya dari sang pembimbing, seluruh anggota tim A mampu berlaga dengan penuh percaya diri dalam mengerahkan seluruh pemikiran-pemikiran kritis mereka.
Seperti halnya pelaut yang andal tidak datang dari laut yang tenang, tim debat SMANAS pun juga diterpa oleh beberapa kendala. “Kendala utamanya adalah harus menghafal materi dan cara ngomongnya yang harus tertata,” ucap Wahyu Warkham, salah satu anggota tim A. Hal ini senada oleh anggota lainnya, Intan Dwi. “Untuk kendala insyaallah hanya susahnya untuk memahami materi. Akan tetapi, kami tidak menyerah begitu saja. Kami tetap usaha gimana cara agar kami bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah,” ucap gadis kelahiran 19 April 2003 tersebut.
Pengalaman pertama mereka ini berkesan dalam benak masing-masing dari mereka, karena melalui proses yang selama ini mereka perjuangkan telah membuahkan hasil yang membanggakan. “Karena ini adalah pengalaman pertama kita, jadi kita merasa bangga terhadap diri kita sendiri yang telah berhasil melalui proses yang cukup panjang dan membuahkan hasil yang memuaskan,” ungkap Intan. Senada dengan Intan, Melati juga merasa bahagia. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru terutama Bapak Gilang atas bimbingan yang telah diberikan dan juga kakak-kakak senior, teman-teman, dan juga orang tua kami yang memberi dukungan kepada kami,” tutur Melati.
Pak Gilang selaku pembina juga merasa bersyukur atas pencapaian anak didiknya tersebut. “Perasaan saya, alhamdulillah ini merupakan anugerah Allah dan juga usaha dari segenap bapak ibu guru dan juga semangat dari tim,” ucap guru Sosiologi tersebut. Di sisi lain, Pak Gilang mempunyai harapan yang dapat diimplementasikan oleh siswa ke depan. “Harapan saya anak-anak bisa menggunaka metode 3 T untuk meningkatkan prestasi yakni (1) Titenono, mengamati dan mempelajari lawan-lawan yang telah dihadapi baik di babak penyisihan maupun di semi final; (2) Tirokno, menirukan lawan-lawan dalam pertandingan; dan (3) Tambahono, mengeksplor apa yang sudah didapatkan dan dikembangkan agar kita bisa mengalahkan lawan-lawan kita,” terang Pak Gilang. Menurutnya lagi, yang penting jangan jumawa sehingga ke depan bisa meningkatkan prestasi tim dan tetap eksis mengharumkan nama SMA Nasional di kancah nasional.
Tentu saja hasil yang diperoleh disambut haru dan bahagia oleh mereka. “Senang, haru dan tidak menyangka,” kata Melati saat ditanya tentang perasaannya terkait kemenangan ini. Akan tetapi, mereka tetap tidak berhenti di sini. Mereka terus berharap yang terbaik untuk meraih prestasi lebih banyak ke depan. (fbi/apl/hm//bya)