Dalam rangka Pesantren Ramadan, SMANAS mengadakan acara motivasi bersama Anas, S.Pd CH, C.Ht, CT, CM, seorang Motivator Nasional Hypnotherapist Konsultan Potensi Diri Spiritual Trainer. Acara ini bertujuan untuk membentuk generasi muda Islam yang cerdas dan berintegritas. Acara yang diadakan pada Sabtu (18/05) dan bertempat di aula SMANAS ini berlangsung selama 2 jam 30 menit, yakni mulai pukul 09.30 WIB sampai 12.00 WIB. Acara yang dipandu oleh Ocha (X IPA) dan Farhaan (XI IPS) ini dibuka dengan doa, kemudian dilanjutkan dengan acara inti, yaitu motivasi dari Kak Anas. Sebelum memberikan materi, beliau memperkenalkan dirinya.
Saat duduk di bangku SMP, Kak Anas adalah santri dari Ponpes Nurudh Doholam, Beji. Setelah itu, beliau memilih menghabiskan tiga tahun SMA-nya untuk sekolah di Nurul Madinah, Bangil. Kemudian, melanjutkan kuliahnya di Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA).
Banyak hal yang disampaikan beliau, mulai dari pemahaman tentang diri sampai pembahasan tentang makna puasa. Pertama, beliau menjelaskan tentang diri manusia. Menurutnya, manusia itu mempunyai dua alam, yakni alam sadar dan alam bawah sadar. “Manusia itu memiliki dua alam, yakni alam sadar yang meliputi pancaindra, dan alam bawah sadar yang mencakup ambisi, keberanian, keseriusan serta totalitas,” jelas beliau. Tak hanya itu, Kak Anas juga mengatakan bahwa prestasi didapatkan dengan adanya mimpi dan harapan yang direalisasikan. “Hidup itu harus diperjuangkan, bukan meminta untuk diperjuangkan,” tambahnya.
“Jadilah anak hebat untuk menjemput mimpi yang dahsyat” merupakan moto dari seorang Kak Anas. Menurut Kak Anas, cerdas itu tidak hanya cerda IQ, tetapi cerdas secara emosional dan spiritual yang dilengkapi dengan IQ. Beliau menjelaskan, cara yang dapat dilakukan untuk menjadi cerdas secara emosional ialah mampu mengendalikan emosi serta tidak mudah marah. Sedangkan cerdas secara spiritual adalah cerdas dalam beribadah dalam artian rajin menjalankan perintah-Nya.
Selama motivasi berlangsung, beliau sering mengatakan kata-kata yang bertujuan untuk membangun semangat siswa-siswi SMANAS untuk sukses. “Gagal adalah pilihan dan sukses adalah perjuangan,” tuturnya, salah satu kata yang Kak Anas berikan.
Materi selanjutnya adalah tentang ciri-ciri anak yang saleh dan salehah. Menurutnya, ciri-ciri anak saleh itu ada lima, yaitu penuh senyuman, menurut kepada orang tua, patuh kepada guru, menahan amarah, serta rajin ibadah dan berdoa. Pertama, penuh senyuman, artinya murah senyum karena senyuman adalah amalan paling mudah dilakukan. Kedua, patuh kepada orang tua, bahwa sebagai anak sudah menjadi kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Sebab, orang tua yang telah merawat sampai saat ini. Ketiga, patuh kepada guru, bahwa guru adalah orang tua kedua. Jadi, sudah seharusnya siswa menuruti apa kata-kata guru. Guru adalah orang yang akan turut bangga saat siswanya sukses nanti.
Keempat, menahan amarah. Marah adalah nafsu dan umat Islam diwajibkan untuk menahan nafsu. Yang terakhir adalah rajin beribadah dan berdoa. Beribadah dan berdoa adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, sang pemilik surga.
Dalam materinya, Kak Anas juga menceritakan kisah tentang Bilal bin Rabbah, sang pengumandang azan dan menjelaskan makna puasa. Beliau menceritakan penderitaan Bilal saat menjadi budak sampai saat Bilal mengumandangkan azan pertama kali. Beliau juga menjelaskan tentang makna puasa yang bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi puasa adalah tentang menahan nafsu dan melakukan kebaikan. “Puasa itu bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan nafsu dan melakukan kebaikan. Kebaikan saat puasa itu meliputi bersedekah, salat tarawih maupun lima waktu, tadarus meskipun sedikit, serta rajin berdoa,” terang Kak Anas panjang. Acara ini diakhiri dengan Hypnotherapist dari Kak Anas yang diwarnai dengan tangisan para siswa SMANAS. Kemudian, mereka saling meminta maaf.
Acara motivasi ini disambut hangat oleh siswa-siswi SMANAS. Setelah motivasi dari Kak Anas, mereka menyadari bahwa mereka selalu melakukan kesalahan. “Acara hari ini sangat berkemungkinan mengubah karakter seseorang untuk menjadi lebih baik, termasuk saya,” ungkap Avenica. Tak hanya siswi X IPA 1 ini saja yang berpendapat demikian, Yolanda, siswi X IPA 2 pun mengatakan hal yang sama. “Saya lebih bisa introspeksi diri setelah acara ini dan saya merasa lega telah meminta maaf kepada teman-teman dan guru-guru,” tutur Yolanda.
Rama Ayub kusuma sependapat dengan Aven dan Yolanda. “Menurut saya acara tadi sangat bagus karena membuat semua siswa SMANAS sadar bahwa sampai saat ini belum bisa dikatakan anak saleh dan salehah,” ungkapnya senang. “Motivatornya sangat subhanallah sekali, membuat hati kita tersentuh,” tambahnya.
Siswa XI IPS 3 ini berharap setelah acara ini, siswa SMANAS mau mengubah segala sikapnya menjadi orang yang saleh dan salehah.(fbi/mtw//bya)