Ada yang berbeda dalam pelaksanaan upacara di SMANAS pagi itu. Di samping barisan guru, ada barisan orang mengenakan almamater biru khas Universitas Negeri Malang (UM). Mereka adalah mahasiswa UM yang sedang melakukan Kajian Praktik Lapangan (KPL). Senin (17/9) itu, 15 mahasiswa KPL gelombang I akan pergi dan 14 mahasiswa KPL gelombang II datang.
Upacara yang awalnya formal dibuat lebih santai oleh Drs. Rusdi, M.Si. ketika beliau memanggil mahasiswa KPL untuk berbaris di depan siswa. “Saya tidak siap ditinggal,” tutur Pak Rusdi. Beberapa siswa terlihat menangis dan beberapa mahasiswa KPL juga menangis. “Kebersamaan kita sangat sebentar,” ungkap Pak Rusdi lagi. “Semoga kebersamaan yang singkat ini tidak berakhir, tapi justru merupakan awal dari kebersamaan yang selanjutnya,” tambahnya.
Setelah mengucap terima kasih dan bersalaman dengan mahasiswa KPL gelombang I, Kepala SMA Nasional Malang tersebut memperkenalkan mahasiswa KPL gelombang II pada seluruh peserta upacara. Saat itu juga Pak Rusdi menghentikan upacara, kemudian memimpin doa untuk kesuksesan para mahasiswa KPL. Setelah itu, para siswa disilakan melakukan salam perpisahan dengan mahasiswa KPL. Isak tangis dan cucuran air mata tak dapat terelakkan. Mereka berpelukan dan berfoto. Lagu bertema perpisahan dan terima kasih guruku terus dilantunkan oleh guru-guru dan siswa.
Usai upacara, para mahasiswa KPL dan guru-guru pamong berkumpul di aula untuk acara perpisahan dan penyambutan yang dihadiri Bu Susi, dosen pembimbing dari UM. Pak Nughi, koordinator KPL menyampaikan bahwa para mahasiswa KPL sangat senang berada di SMANAS. Banyak pelajaran yang mereka peroleh. “Tak hanya dalam bidang akademik, tapi juga dalam bidang moral,” ungkap pengajar Bahasa Inggris tersebut. Bahkan, beliau mengaku sangat terinspirasi dari sosok Pak Rusdi. “Suatu saat saya ingin jadi kepala sekolah dan Pak Rusdi adalah model utamanya,” tambahnya.
Pesan-pesan beragam disampaikan oleh Bu Susi selaku dosen yang ditugasi untuk menjemput dan mengantar mahasiswa KPL. pesan-pesan tersebut di antaranya mahasiswa harus dapat mengamalkan apa yang sudah diperoleh, terus semangat belajar, menyelesaikan laporan, dan terus melakukan evaluasi dan inovasi dalam bidang masing-masing. Tak kalah, Pak Rusdi juga menegaskan bahwa pintu SMA Nasional selalu terbuka lebar untuk mahasiswa KPL. “Saat ada acara, kami akan mengundang kalian dan kalian harus datang,” kata Pak Rusdi. “Kita harus terus menjaga silaturrahim. Sapalah saya saat kita bertemu,” tuturnya.
Pak Rusdi menganggap para mahasiswa KPL tersebut merupakan orang-orang istimewa dan tidak salah tempat. “Mati satu tumbuh seribu. Saya yakin yang datang pasti bisa jauh lebih baik dari yang pergi,” tambahnya,” jangan belajar dari nol, tetapi lanjutkanlah semangat perjuangan teman-teman gelombang I.” Doa-doa terbaik terus diharapkan untuk kesuksesan mahasiswa KPL, juga siswa-siswa SMA Nasional Malang. (bya)