“Kita sengaja selama satu minggu tidak pelajaran bukan karena Matematika dan lain-lain tidak penting, tapi karena ada visi yang kita harapkan,” tegas Drs. Rusdi, M.Si. saat pembukaan peringatan Kemerdekaan ke-73 RI di SMA Nasional. Dalam acara yang diselenggarakan di lapangan sekolah tersebut, Pak Rusdi menjelaskan beberapa visi yang ingin dicapai. Di antaranya kebersamaan dan kekompakan kelas, jiwa kompetitif, dan nasionalisme. Jiwa kompetitif diharapkan karena selama lima hari, seluruh siswa harus mengikuti perlombaan antarkelas yang dipanitiai OSIS dan MPK. Acara tersebut dimulai pada Senin (13/8) dan puncak acara pada upacara Jumat (17/8) di Lapangan Klabang.
Peringatan Kemerdekaan ke-73 RI dibuka dengan apel, senam bersama, lalu penampilan ibu guru. Bapak dan ibu guru Kajian Praktik Lapangan (KPL) juga menampilkan senam. Tak mau kalah, bapak-bapak guru juga diminta untuk tampil. Setelah penampilan para guru, Pak Rusdi menegaskan lagi pada siswa tentang faktor yang membuat SMA Nasional sukses. “Sebab guru-gurunya kompak dan totalitas,” tuturnya.
Kebahagiaan dan semangat terpancar dari wajah para siswa. Mereka ikut berbaur menikmati acara. Semua perwakilan kelas patuh mengikuti setiap lomba yang disiapkan panitia.
Lomba-lomba yang disiapkan pun beragam dan cenderung pada lomba yang lucu, tidak wajar, dan membutuhkan kerja tim. Para siswa juga diharapkan untuk mendukung temannya yang sedang berlomba mewakili kelas. Di antara lomba yang dilaksanakan di hari pertama, yaitu badminton yang raket diganti tempeh, voli menggunakan sarung dan net banner, pukul air yang pemukulnya harus berputar-putar dahulu, balap karung, dan pembacaan proklamasi. (bya)