Halalbihalal: Introspeksi Diri di Hari Ini

Drs. Rusdi M, Si., kepala sekolah SMA Nasional Malang mengajak hadirin dalam acara halalbihalal untuk berintrospeksi diri. Dalam acara tersebut, beliau mendukung sekapur sirih yg disampaikan oleh Pak Kukuh, kepala sekolah SMP Nasional Malang, untuk terus memperbaiki diri dan memanfaatkan momentum Ramadan serta Idul Fitri.

“Halalbihalal berarti kerelaan mengakui kesalahan, mau meminta maaf, dan memaafkan kesalahan orang lain,” ungkap Pak Rusdi pada Sabtu (14/07) di aula baru SMA Nasional Malang. Pak Rusdi menyampaikan sebuah kisah tentang sahabat ahli surga yg selalu ditunggu Rasulullah, yakni ia yg selalu merasa rendah hati dan tidak merasa lebih dibanding sahabat lain.
Pak Rusdi mengajak hadirin untuk selalu rendah hati, mau mengakui kelebihan orang lain, kemudian meneladani kelebihan orang tersebut.

Acara halalbihalal tersebut sekaligus peresmian gedung baru SMA Nasional Malang. Acara tersebut dihadiri oleh keluarga besar SMP dan SMA Nasional, pengurus Yayasan (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umun dan Teknologi Nasional (P2PUTN), serta Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

Ajakan introspeksi juga disampaikan oleh Pak Soeherman, salah satu pendiri yayasan P2PUTN. Beliau mengajak hadirin untuk mengingat pendiri yayasan, selalu mendoakan mereka, berbuat baik untuk sesama, dan mengajar dengan tulus.
“Mari kita lanjutkan dan kita teruskan. Sebab pekerjaan sebagai pendidik adalah tulus dan murni, ” kata Pak Herman penuh semangat dalam sambutannya.

Sementara itu, Pak Kartiko turut menyampaikan sebuah cerita hasil diskusi, tentang mengelola pondok metal. Kunci suksesnya adalah sabar, tegas, dan standar operasional prosedur yg jelas.
Dalam hasil diskusi lain, Pak Kartiko mempunyai kunci sukses yg berbeda, yaitu fokus: fokus iman dan takwa, fokus meningkatkan pengetahuan, dan fokus meningkatkan jiwa sosial untuk lingkungan. Tiga hal tersebut dilakukan dalam 24 jam.
Selain itu, saat Buya HAMKA masih hidup, cara sukses yg pernah disampaikan yaitu mengoptimalkan kekurangan orang lain. “Dengan cara apa? Pertama mendoakan orang tersebut, memperbaiki kesalahan, memaafkan, dan yg paling penting tidak membuka aib orang lain. Itulah ladang pahala bagi kita,” papar Pak Kartiko, Ketua Yayasan P2PUTN tersebut. (bya)

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on linkedin
Share on print
Share on email

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Close Menu