“Rasulullah SAW sebagai Suri Teladan Utama: Momentum untuk Membentuk Generasi Cerdas dan Unggul yang Berakhlaqul Karimah” adalah tema yang diusung oleh SMA Nasional Malang (SMANAS) dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini diselenggarakan secara terbatas yang diikuti oleh tiga orang perwakilan siswa-siswi dari masing-masing kelas X, XI, dan XII. Diawali dengan penampilan memukau dari grup banjari Majelis Maulid Wa Ta’lim Miftahul Jannah dari Dusun Sonotengah, Desa Kebonagung, Pakisaji, Malang, kegiatan maulid nabi berlangsung secara khidmat.
Ayus Meylano Ardiananta (XII Bahasa) dan Angelita Nanda Safira (XII Bahasa) memandu kegiatan maulid nabi dengan penuh antusias. Setelah pembukaan dan doa, dilanjutkan dengan pembacaan kalam Ilahi dan sari tilawah oleh Rendi Bagus Setiawan (XII IPS 2) dan Salsabila Shafa Azra (XII IPA 1). Sambutan pertama disampaikan oleh Bapak Soni Syarifuddin, S.Pd. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa kita perlu kembali ke jati diri kita sebagai umat muslim. “Dengan adanya momentum seperti ini, ayo kita teladani sifat Rasulullah SAW karena beliau yang dapat memberikan syafaat kepada kita,” tutur Kepala SMANAS tersebut. Beliau juga berharap dengan berselawat kepada Baginda Rasul, seluruh siswa-siswi SMANAS dapat menjadi generasi cerdas dan unggul yang berakhlaqul karimah.
Seluruh civitas SMANAS berselawat bersama dipandu dengan grup banjari Miftahul Jannah yang digawangi oleh salah satu alumni SMANAS, Syahrur Robby. Acara maulid Nabi Muhammad SAW semakin semarak dan berwarna karena adanya mauidhotul hasanah dari Ustaz Abdul Wahid, S.Pd.I., M.Pd.I. Dosen Pendidikan Agama Islam di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tersebut berhasil menghipnotis seluruh bapak ibu guru dan siswa-siswi SMANAS dengan segala cerita yang dikemas dalam tawa. Beliau menyampaikan tentang mukjizat Baginda Rasul yang selalu mengalir bahkan setelah beliau wafat. “Saya ceritakan dari salah satu hadis Bukhari tentang Abbas, paman nabi, yang pernah bermimpi bertemu dengan Abu Lahab,” ungkap pengasuh dan pendiri ponpes Miftahul Ulum Malang tersebut. Ustaz Wahid melanjutkan bahwa dalam mimpi Abbas tersebut, Abu Lahab mengeluh betapa sengsara hidupnya di alam barzah, kecuali setiap Senin karena Allah SWT selalu memberi keringanan, dia dapat mengisap air dari ujung jarinya. “Keringanan tersebut adalah karena Abu Lahab pernah memerdekakan budak yang bernama Syuhaibah, orang yang pernah menyusui Rasulullah. Itulah bukti bahwa mukjizat Rasulullah tetap selalu mengalir meskipun beliau sudah meninggal dunia.”
Dosen Agama Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut juga memaparkan tentang dalil-dalil sahih terkait peringatan maulid nabi. “Maulid Nabi itu acara yang sangat sakral karena kita menyanjung dan memuji nama Rasul. Bahkan kita sebenarnya melakukan maulid nabi setiap hari dalam salat lima waktu kita,” tutur Ustaz Wahid penuh semangat. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa Rasulullah selalu menjawab ketika kita berselawat padanya.
Ustaz Wahid berpesan kepada seluruh siswa-siswi SMANAS untuk selalu bersemangat dalam menuntut ilmu. “Ada dua hal yang diberikan Rasulullah SAW sehingga membuat kita selamat dunia akhirat, yaitu ilmu dan adab/akhlak. Jadi, ayo mumpung adik-adik mempunyai kesempatan emas untuk mendapatkan mukjizat ilmu dari Rasul dan memiliki hidup yang mulia,” tutur beliau di akhir tausiahnya. Di penghujung acara, terdapat kuis berhadiah yang dipandu oleh Bapak Akhmad Mustafa, S.S., S.Pd. Seluruh siswa beserta bapak ibu guru sangat antusias dalam mengikuti kuis tersebut.
Salah satu anggota banjari yang mengisi acara maulid nabi di SMANAS menyatakan rasa senangnya dapat diberi kesempatan untuk tampil di SMANAS. “Semoga SMANAS semakin jaya dan doa terbaik untuk SMANAS,” ungkap Abi Mu’afa Yahya, salah satu siswa SMKN 4 Malang. Selain itu, beberapa respons positif disampaikan oleh siswa-siswi SMANAS. Seperti halnya Devina Happy Dwi Artita dari kelas XI IPS 2 yang menyatakan bahwa dia senang bisa mendapatkan pelajaran mengenai kisah-kisah teladan Nabi Muhammad SAW.
Di sisi lain, Rayhan Sulistian Dhiya (X IPA 1) juga menyampaikan rasa senangnya bisa mengikuti acara keagamaan perdana di SMANAS. “Acaranya seru dan ustaznya juga keren. Tidak bikin ngantuk,” tutur salah satu anggota Badan Dakwah Islam (BDI) SMANAS tersebut. Hal senada dituturkan oleh Rendi Bagus Setiawan, salah satu pengisi acara maulid nabi. “Acaranya bagus dan sangat menginspirasi. Ini juga merupakan salah satu detik-detik agenda terakhir selama saya menjadi pengisi acara untuk tartil di SMANAS,” tegas siswa XII IPS 2 tersebut. Dia berharap acara maulid ini bisa dilaksanakan setiap tahun karena acara seperti ini yang dibutuhkan siswa-siswi SMANAS sebagai media siraman rohani.
Bapak Ibu guru juga turut memberikan kesan terhadap acara maulid ini. “Menurut saya, acaranya bagus, tidak hanya sekadar ceramah, tapi kita benar-benar bisa belajar tentang sejarah nabi dan halal haramnya kegiatan maulid nabi ini sehingga kita semakin mantap karena dalilnya jelas,” ungkap Ibu Lulut Riyadillah, S.Pd. Guru BK SMANAS tersebut berharap acara ini bisa menjadi motivasi bagi seluruh siswa dan bisa menjadi sesuatu yang menyentuh supaya mereka bisa lebih rajin lagi.
Pembina BDI SMANAS turut mengucap rasa syukur bahwa acara maulid Nabi Muhammad dapat berjalan dengan lancar. “Semoga kegiatan maulid nabi ini dapat membangkitkan semangat anak-anak untuk mencintai junjungannya yang mulia, yaitu baginda Rasulullah SAW,” tegas Bapak Mukarom, M.Pd. Guru Agama Islam SMANAS tersebut juga berharap bahwa siswa-siswi dapat menerapkan perilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari dengan memiliki beberapa karakter yang dicontohkan, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah.(hm//bya)