Kunjungan SMA Shalahuddin (SMASHA) Malang disambut hangat oleh seluruh civitas SMA Nasional Malang. Seluruh tamu diantar oleh beberapa siswa Tim Sepuluh SMANAS menuju ruang studio prestasi. Acara yang dikemas dalam bentuk “Silaturrahim dan Sharing Pengalaman: SMA Shalahuddin dan SMA Nasional” ini dibuka oleh Drs. Rusdi, M.Si. dengan penuh khidmat melalui pembacaan surat Al Fatihah.
Acara yang berlangsung Sabtu (1/2) tersebut dilanjutkan dengan sambutan dari kepala SMA Shalahuddin. Dalam sambutannya, Drs. Akhmad Fauzi menerangkan bahwa kedatangan SMASHA di SMANAS bertujuan untuk belajar beberapa pengalaman yang telah dilakukan oleh Bapak Rusdi sehingga SMANAS bisa maju seperti sekarang ini. “Kami diutus yayasan untuk datang ke sini untuk belajar hal-hal apa saja yang dilakukan oleh Pak Rusdi sehingga SMA Nasional bisa naik daun, mengingat sekolah ini dahulu juga pernah terpuruk sama seperti yang sekolah kami hadapi sekarang,” tegas beliau.
Bapak Fauzi juga menyampaikan beberapa kekaguman sedari awal beliau menginjak SMA Nasional Malang. “Saya tertarik dari awal dengan siswa-siswi yang dididik dengan karakter yang luar biasa,” ungkap kepala SMASHA tersebut. Beliau terkesima dengan cara siswa SMANAS dalam menyambut tamu yang begitu berkarakter serta mengantar para tamu sampai ke tempat tujuan. Selain itu, Bapak Fauzi juga mengaku tertarik dengan pemandangan guru-guru yang merupakan guru muda yang tampak fresh.
Tidak hanya itu, kepala sekolah yang telah memimpin SMASHA mulai tahun 2013 tersebut menaruh perhatian khusus terhadap konsep PPDB SMANAS. “Saat sekolah negeri belum buka PPDB, SMA Nasional pasti sudah buka duluan. Kami ingin minta tips dan trick terkait PPDB tersebut,” terang beliau. Beliau meyakini bahwa pekerjaan bisa ditiru, tetapi memang rejeki kembali kepada Allah SWT. “Kami hanya ingin belajar kepada yang lebih baik. Jadi kami mohon pengalaman dari Pak Rusdi beserta bapak ibu guru semua,” tegas Pak Fauzi.
Usai Pak Fauzi memperkenalkan lima staf yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, sharing pengalaman dimulai oleh Pak Rusdi yang juga memperkenalkan seluruh staf beserta beberapa bapak ibu guru. Dalam sharing tersebut, kepala MKKS se-Kota Malang ini memberikan gambaran tentang kondisi memprihatinkan yang dialami oleh SMANAS terkait jumlah siswa yang tersisa hanya 14 siswa beserta tipikal guru yang agresif dan pasif kala itu. Beliau juga menceritakan kisah berguru ke sekolah lain untuk menjadi inspirasi dalam membangun image SMANAS kembali.
“Setelah belajar, saya kembali untuk melakukan identifikasi masalah dengan mengubah mindset serta melakukan beberapa terobosan ekstrem,” ungkap Pak Rusdi. Beliau mengaku bahwa memang banyak orang tidak setuju terhadap perubahan ekstrem yang beliau lakukan, namun berbekal keyakinan dan tekad kuat akhirnya terobosan tersebut menghasilkan peningkatan ekstrem pula utamanya dalam jumlah siswa yang berhasil menembus angka fantastis.
“Setelah itu, masih terdapat masalah karakter yang tampak pada siswa, yakni salah satunya berpikir pragmatis dan tidak peduli. Solusinya adalah penerapan program Manajemen Gopek atau M-Gopek,” terang Pak Rusdi. Seraya menjelaskan sistem M-Gopek, beliau mengaku bahwa melalui program tersebut, siswa dibentuk karakternya melalui ber-shodaqoh. “Mengapa M-Gopek yang saya pilih? Karena yang saya bidik bukan pintarnya siswa, tapi yang saya bidik adalah integritas,” tegas kepala sekolah yang telah mendapatkan banyak penghargaan tersebut.
Pak Rusdi juga menyampaikan beberapa planning yang akan dilakukan oleh SMANAS di tahun pelajaran mendatang. “Sekolah kami berencana untuk memiliki jadwal dua hari untuk fokus pada satu mapel saja. Selain itu, kami juga memiliki program kemah blok yang dilaksanakan tiga kali dalam setahun guna menumbuhkan karakter dalam 3M, yakni masak, makan, main,” terang beliau.
Di penghujung sharing, para tamu dari SMASHA disuguhkan display beberapa penghargaan sekolah dari Mendikbud, Menristekdikti, beserta prestasi siswa tingkat kota, propinsi, bahkan nasional. Selain itu, Pak Rusdi menunjukkan beberapa foto terkait PPDB 2020/2021 di SMANAS yang selalu mencapai puncak peserta tes ekstrem sekitar 50-80 siswa setiap Jumat dan Sabtu. “Rata-rata yang tes adalah mereka dari satu sekolah yang sama karena mereka termotivasi dari para alumni yang dapat melanjutkan kuliah setelah lulus dari sekolah swasta,” pungkas beliau.
Acara berikutnya yaitu sesi tanya-jawab. Rombongan SMASHA sangat antusias dan menanyakan beberapa hal terkait manajemen di SMANAS, mulai dari sarpras, tenaga pendidikan, siswa, dan program-program sekolah. Usai melakukan tanya jawab, SMANAS dan SMASHA saling memberikan kenang-kenangan, lalu melakukan foto bersama. Setelah itu, dilakukan ramah-tamah.
Beberapa kesan dan harapan disampaikan oleh beberapa tamu SMASHA dalam kunjungan tersebut. Salah satunya Pak Purwanto yang mengaku sangat tertarik dengan model yang diterapkan oleh Pak Rusdi. “Harapan saya adalah nantinya Pak Rusdi bisa memberikan sesuatu secara langsung dengan hadir ke sekolah kami guna memotivasi bapak ibu guru di SMA Shalahuddin,” harap guru Teknologi Informatika tersebut.
Hal serupa diungkap oleh Bapak Agus Riyanto, S.Pd. yang juga merasa tertarik dan terkesan sekali dengan seluruh program yang diterapkan di SMA Nasional. “Hebat sekali, saya sangat kagum kepada Pak Rusdi khususnya karena selama 3 jam presentasi dari beliau, ilmu-ilmu yang beliau aplikasikan keseluruhan adalah ilmu yang tertuang dalam Al quran,” terang bendahara SMASHA tersebut.
Selain itu, Waka Kesiswaan SMA Shalahuddin yang merupakan personil termuda dalam kunjungan tersebut menuturkan kekaguman beliau terhadap pembentukan karakter yang out of the box di SMA Nasional. “Ada keyakinan yang kuat untuk menjadikan sesuatu yang bukan apa-apa menjadi sesuatu yang hebat. Kuncinya memang adalah sistem manajemen yang sehat,” ungkap M. Surgo Firdaus, S.Pd. Guru Agama tersebut juga menyatakan bahwa apa pun yang didapat dari kunjungan di SMANAS akan diterapkan di SMASHA dengan menyesuaikan iklim dan budaya yang ada di sekolah beliau. “Contohnya sistem M-Gopek yang sangat keren menurut saya akan coba kami terapkan di sekolah kami tentunya dengan konsep dan nama yang berbeda,” tegas guru yang sedang menempuh S2 di UIN Malang tersebut.
Di sisi lain, Bu Evien Hikmawati, koordinator Tim Sarpras mengaku bangga dengan adanya kunjungan dari SMASHA. “Bersyukur karena sekarang sekolah kita sudah banyak dikenal oleh pihak luar. Semoga dengan banyaknya sekolah yang bertamu, kita bisa berbagi ilmu sehingga membuat kita semakin maju,” tutur guru Matematika tersebut. (hm//bya)