Lembah Indah yang Terlampau Indah

Oleh Ismi Nurianti, S.Pd.

Sebuah pengalaman yang perlu dibagikan bagi kawula muda milenial. Musim liburan sudah dimulai minggu lalu dan pastinya gaess gaess ini berjalan-jalan entah wisata kota maupun wisata alam. Kita sangat perlu sesekali melepas energi yang biasanya hanya sekolah dengan segala rutinitas keseharian.

Sebuah cerita menggelikan yang terjadi lagi dan lagi karena kurang bisa menggunakan teknologi. Maunya sih marah-marah ke teknologinya, tapi, ya, tak mungkin kan, ya, Kawan-kawan. Mau ngeles saja pada kesalahan diri ini kena Prank Google Map dengan tujuan Lembah Indah Gunung Kawi.

Lokasi ini belum soft opening, tapi foto-fotonya sudah booming di Instagram. Coba deh ditagarin #lembahindah pasti banyak muncul foto yang terbilang keren dan asri. Karena teriming-iming keindahannya, kami bertekad berangkat ke sana pagi hari. Awalnya kami tahu dan paham-paham saja jalan menuju lokasi. Sampai di satu titik, kami ingin coba-coba menggunakan Google Map biar dekat gitu sih maunya.

Kesalahan kami tidak menampilkan mode satelitnya, cuma sudah pada bagian perjalanan menggunakan kendaraan roda 4, bukan roda 2 atau jalan kaki. Singkat cerita, tersesatlah kami masuk di area tegalan warga. Sudah terasa ada kejanggalan, kami mencoba menanyakan pada penduduk yang sedang ambil rumput di sana. Pertanyaan pertama, “Apa betul, Pak, ini jalan menuju lembah indah?”

Bapak tersebut menjawab, “Betul, Mbak, Sampean ambil kiri aja karena yang kanan licin sekali.”

“Apa tidak ada jalan lain, Pak?”

“Ya cuma jalan itu, Mbak.”

Matur nuwun, Bapak. Pareng, mangga.”

Kami pun melaju kembali sesuai arahan bapak tersebut. Di pertengahan jalan, saya mulai tak yakin untuk naik di kendaraan. Jelas sekali dada sudah mulai dag dig dug dengan jalan tanah yang ukuran lebarnya hanya 2,5 meter dan samping kiri kami tanpa batasan apa pun adalah jurang.

Pilih aman, turunlah saya dari motor dan mencoba menyusuri jalan. Eng ing eng ternyata jalannya jauh dan menurun. Sepuluh menit berjalan, akhirnya terlihat tujuan kami, tetapi ternyata jauh di sisi lain seberang lereng tempat kami berdiri. 

Pengalaman ini sungguh berharga terlebih diakhiri dengan jatuh bersama di lumpur yang licin. Saran buat semua kawula muda, jangan mudah percaya dengan Google Map tanpa melihat mode satelit. Dengarkan baik-baik saran dari penduduk sekitar, dan jangan merasa ragu untuk berbalik arah jika kita tahu jalan di depan berbahaya dan tidak masuk logika. Terima kasih sudah berkenan membaca tips-tips saya.

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on linkedin
Share on print
Share on email

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Close Menu