Provinsi Jawa Timur adalah konsumen terbesar tahu di Indonesia. Dibuktikan dengan jumblah presentase yang tinggi pada tabel survei yaitu 0,27%. Berdasarkan data yang dirilis beritagar.id pada Kamis, 27 Juli 2017, Jawa Timur merupakan konsumen tahu tertinggi dibandingkan kota lain bahkan media?? Memberitakan bahwa masyarakat Kota Batu lebih suka mengonsumsi tahu daripada ikan.
Kegemaran masyarakat pada tahu sebanding dengan pabrik-pabrik yang berdiri di Jawa Timur. Malang juga merupakan salah satu daerah yang banyak menggunakan tahu pada setiap makanan khasnya, contohnya bakso. Berapa banyak warung-warung bakso yang menggunakan tahu? Belum makanan yang lain, seperti tahu lontong, tahu telur, gado-gado, rusak. Belum lagi pedagang gorengan dan konsumsi rumahan.
Banyaknya penggunaan tahu pada setiap makanan menunjukkan jumlah pabrik tahu yang berdiri sangat banyak. Misalnya di sekitar Malang, “di Desa Sidorahayu sini saja berdiri 6 pabrik tahu dan 4 pabrik tahu di Desa Mulyorejo,” ujar Pak Supan, salah satu pemilik pabrik tahu. Dalam sehari, pabrik Pak Supan memproduksi sekitar 130kg kedelai. Limbah yang dihasilkan tersebut dari produksi tahu dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Menurut pria yang lahir tahun 1957 itu, produksi tahu dapat menghasilkan limbah cair sebanyak kurang lebih 100L sekali produksi. Padahal dalam sehari, Pak Supan bisa beberapa kali memproduksi tahu. Bagaimana jika 1 minggu? 1 bulan? Pasti limbah cair dari pembuatan tahu atau yang disebut cukak itu sangat melimpah. Dengan melimpahnya limbah tahu sebanding dengan pemanfaatannya. Menurut salah satu pemilik pabrik tahu di Sidorahayu, Wagir itu cukak bisa dimanfaatkan untuk menggemukkan ternak seperti sapi. Nyatanya pada kehidupan seperti sekarang yang modern ini, limbah tahu dirasa sederhana untuk dijadikan sumber energi. Padahal jika dilihat dari segi pemanfaatannya, kandungan dan senyawa kimia, limbah cair tahu dapat dijadikan sumber energi listrik ramah lingkungan.
Sekitar Juli sampai September 2017, tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Nasional Malang melakukan penelitian terhadap limbah cair tahu yang dibina oleh Pak Soni Syarifuddin. Mereka menggunakan limbah cair tahu sebagai bahan bakar powerbank karena jumlahnya yang sangat melimpah. “Limbah cair tahu mengandung ion H+ yang bersifat asam dan memiliki voltase 0,00 sehingga perlu ditambahkan ion sederhana Zn yang memiliki voltase negatif 0,76 sehingga voltasenya menjadi positif 0,76, “jelas Pak Soni. Guru kimia tersebut menjelaskan, dalam 12 kotak sel terdapat masing-masing 1 seng dan karbon. Setiap kotak diisi oleh limbah tahu murni yang bersifat asam”. Antara satu kotak sel dan yang lain dihubungkan dengan cara, seng pada kotak sel pertama dihubungkan dengan karbon kotak sel kedua oleh kabel agar bermuatan positif, begitu juga dengan yang lain supaya bermuatan negatif maupun positif, “tutur laki-laki kelahiran Gresik itu. Ayah satu anak tersebut juga menyelesaikan bahwa pada akhir kotak sel tersisa seng yang bermuatan positif dan di kotak sel pertama terdapat karbon bermuatan negatif sehingga jika kedua muatan digabungkan akan saling tarik-menarik terhadap powerbank sehingga powerbank dapat digunakan tanpa energi listrik dari PLN.
Pada intinya limbah cair tahu memiliki kegunaan yang banyak bergantung bagaimana kita memanfaatkan menjadi barang berguna bagi khalayak umum. Salah satunya sebagai sumber energi pembantu atau pengganti listrik bagi PLN. Pastinya karena dapat menciptakab listrik dengan bahan yang sederhana. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, limbah cair tahu dapat mengisi daya baterai powerbank hingga penuh. Artinya, kita dapat menggunakan dengan semestinya tanpa harus dibuang. “Pemanfaatan limbah cair tahu ini penting untuk dikembangkan di masa depan sebagai sumber energi alternatif mengingat limbah cair tahu keberadaannya melimpah, tapi belum dimanfaatkan secara maksimal,” kata Pak Soni. (Idm//bya)