SMANAS kembali meraih penghargaan kategori sekolah swasta terbaik tingkat nasional. Penghargaan tersebut diserahkan pada Drs. Rusdi, M.Si. di Aston Priority Simatupang Hotel, Jakarta, pada Jumat (11/1).
Penghargaan ini muncul atas kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Dalam malam penganugerahan penghargaan, pihak kementerian menjelaskan aspek-aspek penilaian penghargaan tersebut.
Baca Juga: Kisah Kepala Sekolah Rusdi, Mengubah Sekolah Kolaps Menjadi Sekolah Berprestasi di Kota Malang
Baca Juga: Perjuangan Drs.Rusdi, M.Si. Menyelamatkan SMA Nasional Malang
Kepala Sekolah Mengubah Sekolah Kolaps Menjadi Berprestasi di Kota Malang
Aspek-Aspek Penilaian Sekolah Terbaik
Pertama, berdasarkan output. Lulusan SMANAS tercatat panitia memiliki kualitas bagus. Alumni SMANAS banyak yang sukses dan menjadi orang penting di tempat kerjanya.
Kedua, tahun ini, 100% lulusan SMANAS yang kuliah mendapat beasiswa. “Ini menjadi penilaian yang tinggi,” tutur Pak Rusdi. Dijelaskan pula, dalam hal ini adalah alumni yang kuliah melalui prosedur sekolah.
Ketiga, perkembangan dari input ke output. Dalam hal ini, yang disoroti panitia adalah latar belakang siswa SMANAS. Rata-rata mereka berasal dari kondisi ekonomi menengah ke bawah. Umumnya masyarakat menganggap, siswa-siswa dengan latar demikian biasanya tidak memiliki kemampuan intelektual yang bagus. Namun, ternyata siswa-siswa tersebut dapat sukses ketika di SMANAS.
Keempat, poin yang tidak kalah penting adalah prestasi Pak Rusdi dalam membangun kembali SMANAS. Pak Rusdi berhasil membuat sekolah kolaps menjadi berprestasi. Hal tersebut merupakan prestasi yang besar. Berdasarkan aspek tersebut, sampai 2019 ini, SMANAS masih menduduki predikat sekolah terbaik karena belum ada yang menandingi.
Kelima, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Menurut Pak Rusdi, perombakan yang beliau lakukan sangat tepat, yaitu guru SMANAS harus memiliki IP di atas 3,5. “Bagusnya lagi, berdasarkan penghitungan panitia, tenaga pendidik SMANAS terhitung 86% berasal dari universitas favorit,” ungkapnya
Keenam, berdasarkan olimpiade atau prestasi dalam lomba-lomba.
Ada bonus lain yang ditawarkan panitia penyelenggara bagi para peraih penghargaan. Panitia telah menulis Buku Inspirasi Nasional dan bekerja sama dengan Gramedia untuk menerbitkan buku tersebut. Tentu saja, para penerima penghargaan, termasuk Drs. Rusdi, M.Si. menjadi fokus ulasan dalam buku tersebut. Pak Rusdi mewakili kategori pendidikan menengah.
Selain itu, panitia sudah menyiapkan draf buku biografi Pak Rusdi berjudul “Sang Inspirator Pendidikan SLTA” yang siap diterbitkan kapan pun. (bya)