Dalam rangka Pesantren Ramadan, SMANAS bekerja sama dengan Psikologi Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) untuk pendalaman potensi dasar siswa. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan tes intelegensia, bakat, dan minat. Tes ini diikuti oleh seluruh siswa SMANAS dan diselenggarakan oleh 34 personil dan 6 asesor dari Psikologi Pascasarjana UM.
Menurut salah satu petugas, Bu Dian, tes ini terdiri dari beberapa bagian yang berfokus pada tes intelegensi, bakat, dan minat. “Tes ini akan dilaksanakan dua hari yang terdiri dari tes intelegensi (cefit), tes bakat (skolastik: verbal dan numerikal), relasi ruang, abstrak, mekanik,kecepatan, dan ketelitian klerikal,” tutur dosen BK Universitas Ahmad Dahlan ini. Beliau juga mengaku bahwa seluruh petugas dari tim pascasarjana UM ini berasal dari berbagai profesi mulai dari guru dan dosen yang melakukan pelatihan guna mendapatkan lisensi melakukan psikotes.
“Tes tersebut akan memberikan data valid tentang eksistensi para siswa,” tutur Drs. Rusdi, M.Si. Tes yang dilakukan selama dua hari itu (16-17/5) memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan karier siswa. “Bukan hanya membantu tugas BK dalam mengidentifikasi kemampuan dasar siswa, tapi juga memberikan keyakinan bagi siswa untuk menata dirinya di masa depan,” terang Kepala SMANAS tersebut. Selain itu, kegiatan tes ini merupakan layanan prima dari SMANAS untuk para siswa. Pak Rusdi juga menjelaskan bahwa data hasil analisis kegiatan ini akan didokumentasikan untuk dijadikan pijakan terhadap pemilihan program kuliah atau bidang kerja ketika siswa lulus nanti.
Seluruh peserta tes tampak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan psikotes ini. Acara ini juga berjalan dengan lancar. Hal tersebut dikuatkan oleh Achmad Riski, siswa XI IPS 1. “Alhamdulillah lancar, walaupun ada soal yang bikin bingung,” kata Riski. Riski menuturkan bahwa tes itu dia ikuti untuk mengetahui jati dirinya dan menemukan kecocokan jurusan kuliah atau bidang kerja. “Saya berharap tes seperti ini rutin dilakukan setiap tahun untuk seluruh siswa SMANAS, mungkin bisa dilakukan bertahap,” ungkap Ketua OSIS SMANAS.
Selain Riski, pendapat serupa juga disampaikan oleh Febi Ardila Pramestika. Menurutnya, psikotes ini sangat seru dan bisa dijadikan bahan refreshing setelah mengikuti ujian akhir semester. “Acaranya seru banget, Miss, dan dapat melatih ketelitian,” siswa kelas X IPA 1 itu. Berbeda dengan Febi, Fita mengatakan bahwa kegiatan ini membuatnya merasa deg-degan karena takut tidak bisa menjawab.
Manda Rhisma pun mengatakan hal yang sama. Dia senang karena tes tersebut dapat membantu mengetahui bakatnya, juga dapat membantunya mengetahui gambaran untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi. “Dapat mengetahui kepribadian kita juga, Bu. Enak dan seru sih pokoknya,” ungkap siswa X IPA 2 itu.
Hal senada disambut baik pula oleh Bu Inna Sholicha, guru BK SMANAS. Beliau menuturkan bahwa kegiatan ini sangat membantunya dalam mengidentifikasi potensi, bakat, dan minat anak-anak. “Anak-anak bisa mengetahui secara mandiri potensi yang dimiliki,” tambahnya. Bu Inna berharap, kelak ketika kelas XII, anak-anak tidak lagi mengalami kebingungan memilih jurusan kuliah karena sudah tahu sejak sekarang.
Bu Novia Dewi mendukung pernyataan Bu Inna. “Saya senang karena anak-anak dapat terbantu mendalami potensi masing-masing,” tutur Bu Novi. Salah satu wali kelas XII tersebut mengaku bahwa hasil tes dapat meringankan tugasnya sebagai wali kelas untuk membantu mengarahkan anak-anak memilih jurusan kuliah atau bidang pekerjaan. (hm/bya)