Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an menggema di seluruh ruang kelas SMA Nasional Malang pada Kamis (15/4) pagi. Para siswa menghadap wali kelas masing-masing dan melafalkan surat-surat pendek. Siswa-siswa lain duduk di kursi yang disediakan sambil melantunkan ayat-ayat secara pelan. Beberapa siswa terlihat sedang menulis ayat-ayat di atas kertas. Nuansa Islami Ramadan terasa kental. Para siswa dan guru tersebut melaksanakan serangkaian kegiatan Pondok Ramadan 1442 H yang bertajuk Berkah Ramadan.
Kegiatan menulis dan hafalan surat-surat pendek dilaksanakan selama dua hari, yaitu Kamis – Jumat (15 – 16/4). Acara ini dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Tujuannya adalah untuk menanamkan dan mengembangkan nilai kepribadian unggul, cerdas, dan religius.
Selain menulis dan hafalan surat pendek, serangkaian kegiatan yang dilaksanakan adalah Kuis Ramadan Berkah. Kuis ini diperuntukkan tidak hanya siswa, tetapi juga bapak ibu guru. Tujuan dari kuis ini adalah untuk menambah wawasan keilmuan agama. Hal yang seru lagi adalah kuis ini merupakan kuis berhadiah berupa pulsa. Setiap hari, Drs. Rusdi, M.Si. mengirim pertanyaan tentang wawasan agama untuk kuis.
“Saya sangat bangga dan hal ini di luar ekspektasi karena anak-anak ada yang hafalannya sampai surah yang panjang seperti QS. An-Naba’, Al-Infitar, dan lain-lain,” tutur Bu Eka Listyaningsih, M.Pd. Drs. Mukarom pun mengaku bangga melihat antusias para siswa. “Semoga siswa-siswi SMA Nasional Malang bisa menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan yang utama dan pertama sehingga bisa membumikan Al-Qur’an,” ungkap guru Agama SMANAS tersebut.
Apresiasi positif terhadap acara juga datang dari Binti Muroyyanatul `A., S.Pd. “Acara ini sangat bagus. Selain sebagai sarana untuk meningkatkan ibadah yang bertepatan dengan Ramadan, menulis dan hafalan surat-surat dapat memudahkan kita menemukan potensi para siswa,” tutur Bu Yana. Guru bahasa Indonesia tersebut juga menjelaskan, potensi-potensi yang ditemukan dapat dikembangkan untuk diluncurkan melalui lomba-lomba agar SMANAS semakin berprestasi.
“Acaranya sangat menyenangkan,” tutur Wahyu Usnaeni dari kelas X IPA 1. Hal serupa disampaikan oleh Anifatul Khasanah yang menyatakan bahwa dia bersyukur bisa melakukan hafalan Al-Qur’an. (hm/bya)