SMA Nasional Malang kembali menggelar acara tahunan melepas siswa dengan penuh kesakralan dan kemegahan, yaitu wisuda. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu (3/10) ini merupakan tempat untuk meluapkan rasa rindu dan menjadi arus terakhir bagi siswa siswi kelas XII tahun pelajaran 2019/2020 untuk mengenang serta merangkum proses panjang mereka selama belajar di SMA Nasional Malang selama tiga tahun. Meskipun konsep wisuda tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dilaksanakan di masa pandemi, acara yang memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat tersebut tetap berjalan dengan lancar dan sukses tanpa mengurangi kekhidmatan. “Sangat puas karena sudah melakukan protokol kesehatan, mohon dipertahankan,” tutur Bapak Nasikin, wali dari Berryl Arhinza (XII IPS 3).
Wisuda ke-34 ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dibuka dengan pembacaan basmalah dan sambutan Bapak Kepala SMA Nasional Malang. Beliau menyampaikan berita bahagia bahwa SMA Nasional Malang merupakan SMA swasta terbaik, “Kami betul-betul sangat bangga karena anak-anak kami yang selama tiga tahun berada di sini ternyata diakhir studinya, mereka yang mengikuti SNMPTN, SBMPTN, PMDK, UTBK ternyata dianugerahi kesuksesan oleh Allah dengan mencapai 88% lulus perguruan tinggi negeri tingkat nasional,” terang kepala SMA Nasional Malang, Drs. Rusdi, M. Si.
Setelah pembukaan dan sambutan, prosesi upacara wisuda dimulai, ditandai dengan penyerahan gordon sebagai tanda kelulusan para siswa. Meski pelaksanaan acara dibagi menjadi 16 sesi yang setiap sesi hanya 10 siswa, tapi para wisudawan tetap bersyukur dan berterima kasih akan hal tersebut. “Alhamdulillah bersyukur wisuda dapat dilaksanakan, menurut saya acaranya bagus, terima kasih kepada bapak dan ibu guru, OSIS, sukses selalu untuk adik-adik,” ucap Ahmad Riski XII IPS 1. Selain bersyukur mereka juga sedih, seperti yang dirasakan oleh Vidiasih XII IPA 2, “Saya sedih karena dilaksanakan secara bergantian jadi tidak bisa bareng sama teman-teman yang lain,” kata wisudawati tersebut.
Kebahagiaan penuh haru terpancar dari para siswa dan orang tua. Tidak sedikit wisudawan dan orang tua yang meneteskan air mata ketika selesai prosesi wisuda. Dalam wisuda yang bertema “Menata asa, menggapai cita, meraih sukses” itu, juga dilaksanakan penganugerahan siswa-siswi lulusan terbaik dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa yang diraih oleh. Tiga lulusan terbaik tersebut yaitu Nur Ma’rifatud Diniyah dari jurusan IPA, Diah Ayu Winda Saputri dari jurusan IPS, dan Kharisma Dia Rochmah dari jurusan Bahasa.
“Mohon maaf kepada Bapak dan Ibu wali murid, kami belum bisa melepas anak-anak sepenuhnya karena kami belum menemukan kamus mantan murid,” tutur Pak Rusdi sebelum menutup wisuda. “Jika suatu saat kalian di-PHK datanglah ke sekolah, ketika kalian berada di posisi paling sulit, kami tempat kalian berkeluh kesah. Insyaallah sampai kapan pun, sampai saya meninggal dunia, dan kami pun meninggal dunia semuanya, kalian adalah anak-anak kami,” lanjut beliau sambil disertai isak tangis yang tidak dapat dibendung. “Proses pembelajaran selama tiga tahun berakhir saat ini. Maka, dengan ini kami melepas sebagai murid SMA Nasional Malang dan tetap bersama selamanya,” ucap Pak Rusdi menutup acara.
Prosesi wisuda berakhir tepat pukul 11.00 WIB yang ditutup dengan pembacaan hamdalah. Kepala Sekolah dan dewan guru meninggalkan ruang wisuda. Serangkaian cara wisuda berjalan dengan lancar dan tepat waktu. “Acaranya bagus, semua sudah berusaha maksimal, saling menutupi kekurangan masing-masing, lancar juga dimulai dan diakhiri tepat waktu,” jelas Ibu Inna Solecha Gitanggara, guru BK SMA Nasional Malang.
Menurut Bu Evien Hikmawati, wisuda kali ini sangat spesial karena dilakukan di kondisi pandemi yang harus memperhatikan protokol kesehatan, dan membuat model wisudanya pun sangat berbeda. “Persiapan dilakukan dengan sangat matang, walaupun prosesi wisuda tidak biasa dan sangat singkat kami berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak kami,” ujar Bu Evien. Beliau berharap agar wisuda ini membuat para siswa semakin semangat untuk menyambut masa depan dan tidak melupakan keluarga besar SMA Nasional Malang. “Sukses buat para lulusan, semoga apa yang dicita-citakan tercapai,” ungkap Bu Evien.
Sejalan dengan Bu Evien, bagi Bu Novia Dewi Rohmawati, wisuda tahun pelajaran 2019/2020 memang unik. “Semua sudah tampil cantik dan ganteng, tetapi mereka tetap harus menggunakan masker dan penyemprotan HS,” ujar guru Biologi tersebut. Namun, menurut Bu Novi, wisuda di tengah pandemi tidak menghalangi tatap muka antara guru dan siswa. Bedanya mereka tidak bisa berfoto bersama dengan guru dan teman-temannya.
“Apa pun itu, momen sakral wisuda tahun ini tidak terlepas harapan bapak dan ibu guru kepada ananda alumni untuk selalu menatap dan melangkah ke depan menggapai cita-cita dengan usaha maksimal,” pesan Bu Novi. Bu Novi berharap, para wisudawan-wisudawati tidak menyerah dengan keadaan, tetapi mampu menaklukkan keadaan sampai berhasil. “Belajar tidak berhenti di tingkat SMA, tetapi justru belajar yang sesungguhnya adalah setelah lulus SMA. Teruslah berkarya,” tegas Bu Novi.
Di sisi lain, Pak Rizqi mengungkapkan kesenangannya. Baginya acara wisuda ke-34 SMA Nasional Malang merupakan acara yang luar biasa. “Saya senang bisa menjadi bagian dari rangkaian acara wisuda,” ungkap mahasiswa Kajian Praktik Lapangan (KPL) Universitas Negeri Malang ini. Pak Rizqi berharap anak-anak dapat menghadapi setiap masalah yang ada di depan mereka, apa pun itu. “Bagi mereka yang melanjutkan kuliah, semoga mereka tetap membawa nama baik SMANAS di almamater yang baru,” tutur Pak Rizqi. “Bagi mereka yang belum bisa berkuliah dan sekarang bekerja, semoga mereka diberikan kemudahan apa pun itu tantangan mereka. Yang paling penting, semua itu hanya dapat terwujud atas izin Allah semata,” ungkap pengajar Matematika itu penuh doa. (rr/mtw/hm//bya)