Perwakilan siswa SMANAS mengikuti kegiatan leadership camp yang bertempat di Kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang pada Sabtu (5/1). Leadership camp adalah salah satu rangkaian acara dari HUT ITN Malang ke-50 yang diikuti sejumlah perwakilan siswa-siswi dan pendamping SMA-SMK se-Malang Raya, petinggi ITN serta bintang tamu. Bintang tamu yang hadir yaitu Tenno Sujarwo, Faurry Handoko, Lia Candrasari serta komedian Arie Kriting yang merupakan alumni ITN. Bintang tamu tersebut turut berperan pula sebagai pemateri.
Acara pertama adalah sambutan dari Wakil Rektor ITN dilanjutkan dengan permainan seluruh peserta bersama mahasiswa-mahasiswi ITN.
Leadership camp adalah sarana untuk dapat mengetahui tentang kepemimpinan, cara memimpin juga menggali ilmu untuk pengetahuan. Bertema “Eliminate Your Blind Spot”, Tenno Sujarwo mengatakan bahwa sampah yang tak berharga pun dapat diolah sehingga menjadi barang yang berkualitas. “Contohnya saja biogas yang berasal dari kotoran hewan,” ujar sang praktisi itu. Menurut Pak Tenno, biogas adalah salah satu sumber energi terbarukan.
Setelah itu, materi dilanjutkan oleh Faurry Handoko yang berbicara mengenai reset kampus 2 Karanglo itu. “Reset menjadi green technology, di mana kehidupan harus bermanfaat dari sampah yang terpandang sebelah mata,” terang alumnus ITN itu.
Senada dengan Pak Faurry, Lia Candrasari juga berkata bahwa seorang pemimpin harus siap dalam keadaan apa pun. “Berawal dari seorang model, bintang iklan bahkan beralih di dunia pertambangan, kita harus punya semangat, tekad juga kegigihan dalam menjalani passion kita,” kata perempuan ratu iklan tersebut. Gelar ratu iklan merupakan gelar yang disandangkan karena dalam satu tahun, beliau dapat membintangi 50 iklan. “Sukses itu bukan dilihat dari materi, melainkan berjalan selaras sesuai dengan passion serta tetap semangat,” pesan model itu.
Masing-masing pemateri memaknai leadership dengan beragam sudut pandang. “Opo leadership iku?” ucap komedian Arie Keriting membuka materinya. Berbicara mengenai tema, Arie sang komedian berpendapat bahwa kita harus menemukan titik lemah pada diri. Menurutnya, titik lemah harus diubah dan dijadikan kekuatan. “Bagaimana menjadikan dirimu istimewa? Maka temukan dahulu titik lemahmu,” jelas laki-laki yang berasal dari NTT itu. Bagi Arie, panggung adalah sarana untuk merubah kekurangan menjadi kelebihan karena di panggung, ia dapat mengekpresikan dirinya dengan lawakannya.
“Semua kata-kata itu bijak. Jika tidak ada aksi nyata, maka kamu akan tetap diam dan diam,” tutur Arie. (ika//bya)
Artikel Terkait: Sekilas Dies Natalis ke-50 ITN Malang