Kepala SMA swasta Kota Malang dan Batu yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) bersama staf atau wakil kepala bidang kurikulum berkumpul di aula SMA Nasional Malang (SMANAS). Mereka berkumpul untuk mengikuti pembinaan dan penandatanganan dokumen 1. Pembinaan dan penandatangan dokumen 1 tersebut dilakukan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan SMA Jawa Timur (PPSMA Jatim), Dr. Ety Prawesti,M.Si. Acara yang dilakukan pada Senin (26/8) itu dimulai dengan pemaparan hasil pelatihan yang diikuti oleh MKKS SMA Swasta Malang dan MKKS SMA Swasta Batu.
Ketika tiba di SMANAS pukul 12.30 WIB, Bu Ety dan stafnya disambut ramah oleh para siswa. Siswa dan guru SMANAS berbaris di depan kelas dan menjabat serta mencium tangan Bu Ety dan staf. Dalam sambutannya, Bu Ety didampingi Pak Alvian, Kasi Kurikulum SMA Diknas Jatim, memberikan evaluasi terhadap sekolah-sekolah dari berbagai sisi. Bu Ety juga meminta agar sekolah-sekolah dapat menyampaikan kendala yang dialami di lapangan, khususnya kendala yang membuat jumlah siswa sedikit. “Kalo sekolah butuh bantuan, silakan ajukan,” tutur Bu Ety.
Dalam acara yang diikuti oleh 48 SMA itu, Bu Ety juga mengimbau agar guru, khususnya guru TI untuk tidak mengajarkan digital saja, tapi harus disertai cara menyikapi perkembangan teknologi. “Ini sangat penting karena anak sekarang berbeda dengan anak dulu,” ungkapnya. Sebab, menurut beliau, anak zaman sekarang nakalnya tidak kelihatan. Bagi Bu Ety, hal itu disebabkan oleh pengaruh jahat teknologi. “Saya mohon guru IT menyampaikan cara menyikapi perkembangan teknologi,” tambahnya.Bu Ety juga menyampaikan bahwa pihaknya terbuka untuk komunikasi kendala apa pun. “Mangga kalau ada permasalahan atau usulan, silakan sampaikan,” tegas beliau.
Kunjungan yang dilakukan oleh Kabid PPSMA Jatim ini memperoleh respons positif dari kepala sekolah. Menurut Yvonne G. Dompas, MA.Ed. menuturkan bahwa biasanya kepala sekolah yang mengantarnya ke Surabaya. Namun, jika Kabid melakukan kunjungan, bagi Bu Yvonne jadi lebih memudahkan. “Karena kalau ke Surabaya juga butuh waktu dan harus kepala sekolah yang ke sana,” tutur Kepala SMA Advent Dwi Abdi itu.
Pendapat Bu Yvonne didukung oleh kepala SMA Salahuddin. “Kabid jemput bola, di sela kesibukanya mau menyempatkan, ya senang,” ungkap Bapak Akhmad Fauzi. Beliau juga menyatakan bahwa pertemuan tersebut memberikan kesempatan untuk dapat bertemu dengan sekolah-sekolah lain.
Hal senada juga disampaikan Drs. Rusdi, M.Si. Pak Rusdi mengaku senang dikunjungi oleh Bu Kabid. “Ini akan memberi motivasi untuk lebih melaksanakan kegiatan pengadministrasian dan pembelajaran dengan baik,” terang Kepala SMANAS itu. “Dokumen 1 sekolah juga bisa selesai tepat waktu,” tambahnya. Kepala sekolah kelahiran Sumenep tersebut menyatakan, respons Bu Kabid ke sekolah dan kepedulian beliau untuk menawarkan solusi sangat memberi arti bagi sekolah, khususnya sekolah kecil. Pak Rusdi berharap ini bukan yang terkahir, tetapi bisa berkelanjutan.
“Sebagai Ketua MKKS, saya berterima kasih yang banyak kepada Bu Kabid karena mau turun ke bawah menjemput bola,” ungkap Pak Rusdi. Menurut beliau, disamping efektivitas waktu, kegiatan tersebut membuat mereka berkumpul, beramah-tamah bersama sehingga lebih dekat dengan pimpinan. Hal yang disayangkan yaitu durasi waktu yang tersedia terbatas. “Kami belum bisa berdiskusi dengan beliau tentang keluhan kami,” kata Pak Rusdi.
Di akhir acara, Pak Slamet Riadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh sekolah yang hadir karena telah menyelesaikan dokumen tepat waktu. “Terima kasih MKKS Malang dan Batu kompak,” tutur Kasi SMA Cabang Kota Malang tersebut.(bya)