Para siswa SMP se-Malang Raya yang merupakan anggota dance masing-masing sekolah mewarnai lapangan SMANAS. Dalam acara SMANAS Dance Competition 2020 yang merupakan serangkaian kegiatan SMANAS Cup itu, mereka datang dengan beragam kostum terbaiknya. Riasan wajah dan berbagai asesoris juga mewarnai penampilan mereka. Pada Sabtu (7/3) siang itu, panas terik matahari tidak melunturkan semangat mereka. Para peserta ini dengan energik berlenggak-lenggok sesuai dentuman musik.
Sebagai pembuka acara, tim dance SMANAS tampil terlebih dahulu. Penampilan mereka yang semangat turut membakar semangat para peserta kompetisi dance serta penonton. Tepuk tangan dan teriakan penonton mengiringi penampilan tim dance SMANAS.
Kemudian, seluruh peserta kompetisi dance diperkenalkan melalui parade kepada seluruh penonton dan juri. Para penonton tidak hanya keluarga besar SMANAS, tetapi juga para siswa SMP, para orang tua, serta rombongan pendukung turnamen voli SMP. Para peserta dance tampil di tengah lapangan, di hadapan para penonton dan tiga orang juri.
Sebelum peserta tampil, para juri juga menampilkan gerakan yang tak kalah energik. Penampilan para juri membuat penonton tercengang. Hal ini membuktikan bahwa para juri memang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Kak Agustinus Lorensa yang merupakan tim dance FK Universitas Brawijaya, Kak Damayanti yang merupakan tim dance Politeknik Negeri Malang, dan Kak Christian Reno yang merupakan anggota tim dance History Maker. “Saya bersyukur, SMANAS kedatangan orang tak bertulang karena mereka mampu menari dengan sangat bagus,” ungkap Drs. Rusdi, M.Si.
Penampilan perdana peserta dance kompetition dilakukan oleh SMPN 4 Kepanjen, D’metriz Dance Crew. Mereka mampu menarik perhatian para penonton. Mereka memadukan antara tari tradisional dan tari modern. Bahkan, kostum mereka pun perpaduan antara keduanya.
Lalu, Zerflog, tim dance SMPN 2 Malang tampil. Mereka memadukan kostum atasan putih dan jeans. Mereka tampil maksimal dengan lagu yang dipilih dan koreografi yang dibuat sendiri. Penampil ketiga adalah SMP Wahid Hasyim yang tidak kalah menarik dari peserta sebelumnya. Dengan perpaduan atasan dan bawahan jeans serta kerudung hitam, mereka memberikan penampilan terbaiknya.
Berikutnya, SMPN 12 Malang tampil dengan memukau dengan membawa kipas merah-putih. Mereka juga memadukan tari modern dengan tradisional. Kemudian, SMPN 4 Malang tampil dengan variasi tarian akrobat. Hal itu membuat para penonton bersorak. Penampilan berikutnya adalah SMPN 26 Malang. Mereka tampil berbeda dengan lagu remix Tanah Air.
Penampilan berikutnya dari SMP Nasional Malang. Dengan kostum hitam-hitam serta make up ghotic, mereka mampu membuat penonton berteriak histeris. Lalu, SMANAS Dance Competition 2020 ditutup dengan penampilan SMP Laboratorium UM yang juga mengundang kehebohan penonton. Mereka tampil dengan performa maksimal sehingga mendapat tepuk tangan dari seluruh penonton.
Salah satu juri dance, Kak Agustinus, mengungkapkan bahwa skill seluruh peserta tingkat SMP/MTs yang tampil sudah sangat bagus. “Mereka sudah punya skill dasar yang bagus. Semoga acara ini bisa menjadi wadah mereka untuk menyalurkan bakat mereka dalam bidang seni,” tutur mahasiswa Fakultas Kedokteran UB tersebut.
Berbeda dengan Kak Agustinus, Kak Damayanti memiliki pendapat tersendiri. “Menurut saya, masih banyak peserta yang perlu mengurangi demam panggungnya serta meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka ketika tampil,” ungkap mahasiswi Polinema tersebut. Namun demikian, Kak Damayanti berharap, para peserta dapat terus meningkatkan prestasinya. Dia juga mengaku sangat antusias dengan acara ini dan berharap akan ada acara lagi tahun depan.
Pembina dance SMANAS, Bu Ismiatul Fadillah, S.Pd. sangat bersyukur dengan adanya lomba ini. “Alhamdulillah saya senang tim dance bisa mengadakan lomba ini yang dihadiri oleh SMP-SMP di Malang Raya. Saya berharap dengan adanya acara ini mampu mengembangkan bakat dan minat siswa di bidang seni,” ungkap Waka Kurikulum SMANAS tersebut. Selain itu, Bu Ismi juga berharap agar nanti para peserta lomba dance ini bisa melebarkan sayap hingga tingkat SMA.
Pukul 15.00, dilakukan apel penutupan. Dalam apel tersebut, diumumkan bahwa SMP Nasional Malang berhasil meraih predikat best costume. Kostum, riasan, dan asesoris tema ghotic yang mereka gunakan mampu menarik perhatian dewan juri. Juara III diraih oleh SMPN 4 Kepanjen. Juara II diraih oleh SMP Laboratorium UM. Juara I diraih oleh SMPN 12 Malang. Para pemenang ini mendapatkan piala kejuaraan, sertifikat, paket hadiah dari Wardah dan bank Jatim, serta uang pembinaan.
Pengumuman juara ini diwarnai kebahagian bahkan tangis haru. Seluruh anggota dance SMPN 12 Malang menangis bahkan sang pembina berlari memeluk anak-anaknya di tengah lapangan. Di bawah langit yang mendung, mereka menangis karena bahagia. “Kami tidak menyangka bisa juara I. Kami pikir sekolah lain yang juara I. Ini adalah event pertama tahun ini dan kami hanya latihan seminggu,” ungkap Bu Raeny Megawati, M.Pd., salah satu pembina dance SMPN 12 Malang.(fbi/ftm/hm/bya)