KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

“Hafidatul Mahmuda, S.Pd. Gr. – CGP Angkatan 11 – SMA Nasional Malang – Kota Malang”

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Dalam filosofi KHD dengan Pratap Triloka yakni Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki kaitan bahwa sebagai seorang pemimpin perlu memberikan contoh/teladan yang baik dan bijak bagi yang dipimpinnya, Ing Madya Mangun Karsa memiliki kaitan bahwa segala keputusan yang diputuskan oleh seorang pemimpin hendaknya dapat memberikan inspirasi dan inovasi sehingga keputusan tersebut mampu berpihak pada murid, serta Tut Wuri Handayani memiliki kaitan atas pemberian dorongan dan motivasi dalam proses pengambilan keputusan agar hasilnya dapat dicapai sesuai dengan tujuan dan ekspektasi.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam mengambil suatu keputusan, beberapa nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif perlu diterapkan sebagai salah satu dasar utama. Nilai-nilai tersebut akan berpengaruh kepada paradigma dan prinsip dalam pengambilan keputusan agar dapat mencapai suatu keputusan yang diharapkan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam proses 9 langkah pengujian saat mengambil suatu keputusan sangat terkait dengan teknik coaching (bimbingan). Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi inti diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertayaan berbobot. Saat melakukan pengujian keputusan, sebaiknya menggunakan kompetensi inti coaching tersebut, sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari permasalahan yang ditemukan. Dengan demikian, teknik coaching secara kolaboratif dapat membantu menentukan suatu keputusan dengan lebih efektif.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru yang berkaitan dengan sosial emosional yang bagus akan memberikan pengaruh yang bagus pula dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan guru dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, hati yang tenang, dan tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu. Dengan KSE, guru juga dapat memiliki keterampilan berelasi dengan baik sehingga mampu mengomunikasikan segala permasalahan dengan lebih tertata dan efektif.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam penyelesaian studi kasus yang terkait pada masalah moral atau etika membutuhkan dasar nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik misalnya seperti rasa keadilan, kejujuran, tanggung jawab, keamanan, dan lainnya. Dalam kasus tersebut yang memiliki unsur dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan didasari dengan nilai-nilai kebajikan tersebut.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam pengambilan keputusan yang tepat pasti akan berdampak pada situasi yang positif, kondusif, aman dan nyaman jika didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal serta memperhatikan aspek sosial emosional. Dalam hal ini, pengambilan keputusa yang tepat juga adalah bentuk atau hasil dari pemikiran yang matang sehingga tidak merugikan kedua belah pihak serta memberikan solusi terbaik bagi yang sedang terlibat dalam permasalahan.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang ada di lingkungan saya salah satunya adalah masih cukup kental memutuskan keputusan yang didasarkan pada rasa kasihan. Seharusnya perlu ada perubahan paradigma yang mengutamakan keadilan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga segala hal dapat dipertanggung jawabkan secara efektif dan adil.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Iya, benar bahwa proses pengambilan keputusan yang dilakukan untuk pengajaran di kelas perlu untuk berpihak pada murid agar mereka dapat merasa merdeka menentukan hal yang menjadi passion mereka masing-masing. Salah satu teknik yang tepat adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, sehingga akan tercipta merdeka belajar sesuai dengan potensinya yang berbeda-beda.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil keputusan. seorang pemimpin pembelajaran harus jeli dan teliti termasuk jika menyangkut masa depan murid. Segala keputusan harus dilakukan dengan sistematis dengan 9 pengujian pengambilan keputusan, didasarkan pada prinsip dan paradigma yang benar serta disesuaikan dengan nilai-nilai kebajikan universal.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam pengambilan keputusan, hendaknya didasari dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang mengutamakan keberpihakan kepada murid serta didasari juga dengan nilai-nilai sebagai guru penggerak berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan yang diambil juga perlu memperhatikan visi kita sebagai guru penggerak dan menghasilkan lingkungan yang nyaman dan aman sehingga dapat tercipta budaya positif.

Dalam proses pembelajaran, seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Selain itu, memerdekakan murid dengan membuat mereka senang belajar sesuai potensinya juga dapat menjadi salah satu keputusan tepat bagi pemimpin pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam proses pengambilan keputusan juga diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi yang relevan dan didasarkan pada sifat kemitraan agar keputusan yang diambil dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Perbedaan mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan kasusnya. Jika kedua pilihan sama-sama benar maka termasuk kedalam dilema etika, namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk kedalam bujukan moral.

Terdapat 4 paradigma dilema etika antara lain individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.

Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli.

Terdapat 9 Langkah pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai yang betentangan, menentukan siapa yang terlibat. kumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah. Pengujian paradigma benar lawan benar.melakukan prinsip resolusi. Investigasi opsi trilema. Buat keputusan, lihat lagi keputisan dan refleksikan

Hal yang diluar dugaan adalah dalam melakukan pengambilan keputusan memiliki ketertarikan dengan modul lain yang sudah dipelajari sebelumnya.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, namun sebelumnya saya tidak mengetahui adanya tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan hanya berpihak pada satu sisi saja yakni dari sisi saya sebagai guru. Selain itu, saya juga tidak memperhatikan adanya prinsip dan paradigma yang dapat saya gunakan agar saya bisa lebih adil dan objektif dalam mengambil keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, alhamdulillah saya mendapatkan banyak pencerahan terkait cara pengambilan keputusan. Saya akhirnya memahami bahwa dalam mengambil keputusan tidaklah boleh sembrono, karena perlu adanya pemilihan paradigma yang tepat. prinsip yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan sistematis. Dengan demikian, saya akan belajar untuk menerapkan apa yang telah saya pelajari di modul ini utamanya sebagai pemimpin pembelajaran di kelas.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Bagi saya secara individu, modul ini dapat memberikan penguatan bagi saya untuk dapat menjadi pribadi yang lebih sistematis dan memiliki dasar yang tepat utamanya dalam mengambil suatu keputusan tertentu. Sedangkan sebagai seorang pemimpin, tentu modul ini memberikan bekal luar biasa agar dapat belajar mengambil keputusan menggunakan prinsip, paradigma, dan langkah-langkah uji keputusan agar dapat lebih terarah dan terstruktur serta menghasilkan hasil keputusan yang lebih objektif, adil, dan efektif.

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on linkedin
Share on print
Share on email

Berita Terkait

This Post Has 2 Comments

  1. Menyala selalu, Miss Fidaaaa

  2. Begitu bagus dan bermanfaat materi-materi yang didapatkan dari program pendidikan guru penggerak. Semoga lancar dan sukses Miss Fida

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Close Menu
%d blogger menyukai ini: