Koneksi Antar-Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Oleh Binti Muroyyanatul `Amaiyah, S.Pd.

(Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Malang Kelas 162 B)

KEGIATAN PEMANTIK

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Menurut saya, kutipan tersebut mengajarkan kita untuk lebih fokus pada apa, bukan berapa. Jika kita terlatih untuk fokus dan menghargai segala yang kita punya, maka kita akan pandai bersyukur tanpa memandang sedikit-banyaknya yang kita miliki. Demikian pula dalam proses pembelajaran. Hendaknya kita dapat menikmati dan mengamalkan segala yang kita pelajari, bukan fokus pada banyak atau sedikit yang kita pelajari tanpa mengamalkannya.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai dan prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan sudah pasti berdampak pada lingkungan kita. Bagaimana tidak? Ketika kita menjunjung dan menganut satu atau beberapa nilai dan prinsip, tentu saja nilai dan prinsip tersebut senantiasa kita gunakan dan kita amalkan. Keputusan yang kita ambil tidak akan jauh dari nilai dan prinsip tersebut sehingga memberikan dampak pada lingkungan. Pun kita berharap lingkungan kita akan menganut nilai dan prinsip yang sama dengan kita.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya memegang kunci utama dalam keberlangsungan proses pembelajaran dan pengambilan keputusan. Saya harus mempertimbangkan dan mengutamakan kepentingan murid-murid saya, mengingat kepada merekalah saya berpihak.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda!

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. (Education is the art of making man ethical)

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Etis berarti sesuai dengan etika, sesuai dengan asas perilaku yang disepekati secara umum. Menurut saya, maksud dari kutipan tersebut adalah penegasan bahwa pendidikan atau pembelajaran itu merupakan sebuah proses. Tahap demi tahap dalam proses tersebut hendaknya menganut nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, guru harus mampu menuntun murid untuk menyerap dan mengamalkan nilai-nilai tersebut sehingga karakter baiknya terbentuk. Hal tersebut sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodratnya masing-masing agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Keselamatan dan kebahagiaan tersebut dapat terwujud melalui perilaku etis dalam kehidupan sehari-hari.


PERTANYAAN PEMANTIK

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, disebutkan bahwa guru atau pendidik harus bisa menuntun murid dengan menerapkan prinsip ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh), ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat), dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan). Filosofi tersebut senantiasa digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ketika harus mengambil suatu keputusan. Segala keputusan yang diambil guru harus senantiasa dapat menjadi panutan murid, baik ketika di hadapan murid, berdiri di tengah-tengah murid, dan ketika di belakang murid. keputusan-keputusan yang diambil oleh guru hendaknya berpihak pada murid dan secara bertahap membantu membentuk karakter murid yang berprofil pelajar Pancasila.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam kehidupan ini, tentu saja kita memiliki nilai-nilai kebajikan yang kita percaya, kita yakini, dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di antara nilai-nilai yang tertanam pada diri kita contohnya kejujuran, integritas, kedisiplinan, kasih sayang, kepedulian, dan sebagainya. Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita tentu saja membentuk karakter dan kepribadian kita. Dengan demikian, keputusan-keputusan yang kita ambil pasti dipengaruhi oleh sifat dan karakter diri kita. Jika kita memiliki karakter dan nilai-nilai yang baik, maka keputusan-keputusan yang kita ambil juga baik karena berdasar pada nilai-nilai yang kita anut.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi dalam modul pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan coaching. Dalam modul 3.1 dijelaskan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengujian keputusan. Dalam coaching, seorang coach dituntut untuk bisa berdialog dengan prinsip-prinsip coaching sehingga membantu dan menuntun coachee agar bisa mengembangkan potensi dirinya dan menyelesaikan permasalahannya serta membuat keputusan yang bertanggung jawab. Coaching dilakukan dengan menggunakan alur TIRTA, yaitu dimulai dari menetapkan tujuan coaching, mengindentifikasi permasalahan yang terjadi, merencanakan aksi, dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Alur-alur tersebut diputuskan oleh coachee dengan pertanyaan pemantik dari coach.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosionalnya sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, khususnya masalah dilema etika. Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional (KSE) yang baik tentu saja memiliki (1) kesadaran diri – kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi dan perilaku diri sendiri; (2) manajemen diri – kemampuan untuk mengelola emosi, menahan diri dari reaksi impulsif, dan mengendalikan perasaan negatif; (3) kesadaran diri – kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan antara diri sendiri dan orang lain serta memahami norma yang berlaku; (4) keterampilan berelasi – kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung dengan orang lain; dan (5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab – kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab dalam berbagai situasi. Dengan demikian, keputusan-keputusan yang diambil khususnya dalam masalah dilema etika akan berdasar pada KSE yang dimiliki.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika tentu akan kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan membuat pendidik semakin jeli, tepat, dan bijak dalam melihat sebuah permasalahan apakah tergolong dilema etika atau bujukan moral. Selanjutnya, keputusan yang diambil dapat lebih bijak dan tepat dengan berdasar pada nilai-nilai yang dianut tersebut. Dengan demikian, keputusan yang diambil seorang pendidik dapat lebih bermanfaat bagi banyak pihak yang terlibat dan memuat nilai-nilai positif.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat tentu saja akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dalam proses pengambilan keputusan, dibutuhkan identifikasi dan analisis data dan fakta secara tepat, komunikasi yang baik serta kolaborasi yang maksimal dengan pihak-pihak terkait. Dengan demikian, keputusan yang bijaksana dapat diambil sehingga tidak merugikan salah satu pihak dan mendukung terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika yang sering saya temui di antaranya perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan, kompleksitas situasi, kepatuhan terhadap regulasi, adanya pihak yang lebih berwenang, dan tekanan untuk membuat keputusan secara cepat meski dalam kondisi sedang emosi. Selain itu, tantangan yang tidak kalah berdampak yaitu timbulnya perasaan sungkan atau tidak enak hati karena merasa tidak bisa menyenangkan semua pihak secara bersamaan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid yaitu terciptanya pembelajaran yang berpihak pada murid secara maksimal. Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid-murid yang berbeda, kita perlu melakukan beberapa langkah secara bertahap, di antaranya mengenali dan mengidentifikasi potensi, menganalisisnya, lalu menentukan pembelajaran yang berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan belajar mereka. Salah satu teknik yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi baik diferensiasi konten, proses, maupun produk.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran akan sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Segala keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran merupakan tahap demi tahap proses belajar murid yang akan dilihat, dicermati, diserap, dan secara perlahan membentuk karakter murid. Karakter tersebut yang secara bertahap akan dibawa dalam kehidupan mendatang. Oleh karena itu, hendaknya seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan yang berpihak pada murid, yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid dan potensi yang dimiliki.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Simpulan yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini yaitu langkah nyata sebagai pemimpin yang harus dapat membuat sebuah keputusan bijak dalam menghadapi sebuah permasalahan. Materi dalam modul ini sangat berkaitan dengan materi pada modul-modul sebelumnya yang merupakan muara dari materi pada modul sebelumnya. Pada modul sebelumnya telah dijelaskan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, nilai-nilai kebajikan universal, budaya positif, yang semuanya membentuk karakter dan kepribadian guru. Kemudian, pada modul 2 ditegaskan tentang kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran, meliputi pembelajaran berdiferensiasi, pembekajaran sosial dan emosional, serta kompetensi untuk bisa menjadi coach bagi murid atau rekan sejawat. Lalu, pada modul ini, seorang guru yang sudah menguasai karakter dirinya, menguasai pembelajaran di kelas dan dapat menuntun lingkungan, diharapkan dapat membuat sebuah keputusan yang bertanggung jawab dalam menghadapi suatu permasalahan. Tentu saja, pengambilan keputusan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Sejauh ini, saya cukup dapat memahami dengan baik tentang konsep-konsep materi pada modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Dalam modul ini, saya dikenalkan dengan empat paradigma pengambilan keputusan, meliputi paradigma individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Saya juga mengenal tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu prindip berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking), prinsip berpikir berbasis peratiran (rule based thinking), dan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (ends based thinking). Terakhir, daya juga mempelajari sembilan langkah pengambilan keputusan, yaitu mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan pihak yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar dan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, membuat keputusan, dan lihat lagi keputusan serta merefleksikannya.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema dengan menggunakan prosedur umum, seperti menganalisis masalahnya, mengumpulkan data, dan mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan dari alternatif solusi, lalu memilih solusi dengan dampak negatif paling sedikit. Namun, setelah mempelajari modul ini, saya menjadi lebih memahami bahwa pengambilan keputusan dapat lebih bijak dengan mengikuti analisis 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep dan materi dalam modul ini sangat berdampak pada diri saya. Sesudah mempelajari modul ini, cara saya dalam mengambil keputusan di antaranya mengumpulkan data dan fakta lebih mendalam; meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak yang terlibat suatu permasalahan; bertindak lebih sabar, tidak kalut, dan tidak terburu-buru mengambil keputusan; dan menjalin hubungan sosial dan emosional yang lebih baik dengan orang-orang sekitar untuk meminimalisasi timbulnya permasalahan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik dalam modul ini sangat penting bagi kita baik sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin. Sebagai makhluk sosial yang setiap hari berinteraksi dengan sesama manusia, suatu permasalahan pasti sering timbul. Nah, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan sangan penting dipelajari sebagai bekal dalam kehidupan agar dapat menciptakan suasana aman, nyaman, kondusif, dan menyenangkan melalui keputusan-keputusan yang kita ambil.

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on linkedin
Share on print
Share on email

Berita Terkait

This Post Has 4 Comments

  1. Luar biasa sekali ya. Ternyata banyak hal yang harus dipelajari dan banyak kompetensi untuk bisa menjadi guru yang berpihak pada murid. Sukses selalu, Bu…

  2. Materinya sangat menarik dan kompleks. Saya yang bukan dari latar belakang pendidikan jadi ikut belajar.

  3. Pemaparan luar biasa.
    Ternyata kompetensi sosial emosional memang sangat diperlukan dalam mengambil keputusan. Selain itu, sebagai pendidik itu tidak hanya mengajarkan secara akademik tetapi juga mengajarkan kompetensi sosial emosional yang berdampak terhadap perkembangan dan menunjang prestasi akademik.

  4. Sangat menginspirasi…
    Salah satu hal yang menarik adalah betapa pentingnya ilmu pengambilan keputusan ini bagi kami para guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. Disini kami harus bisa mengatur segala hal yang terjadi di dalam kelas, menjadi salah satu decision maker yang bagus dan jeli agar dapat memberikan yang terbaik kepada murid-murid di kelas. Kami juga perlu memastikan kondisi kelas dalam kondisi yang aman, nyaman, dan kondusif bagi murid sehingga seluruh yang kami lakukan adalah berpihak pada murid.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Close Menu
%d blogger menyukai ini: